Sejumlah Tempat Menjadi Kuburan Masal
Para syuhada warga Palestina yang menjadi korban kekejaman tentaranya Benjamin Netanyahu, terpaksa dikuburkan di kuburan masal darurat.-ist-radar cirebon
Situasi di Jalur Gaza semakin menunjukkan kekejaman dan penderitaan seiring dengan pemakaman masal darurat yang kini menjadi pemandangan umum. Jalan-jalan di Gaza menjadi tempat pemakaman masal bagi korban kebiadaban tentaranya Benjamin Netanyahu.
Melalui laporan dari Anadolu Agency pada Sabtu (16/12), terungkap bahwa akses ke pemakaman utama telah tertutup akibat agresi yang berkepanjangan, memaksa keluarga-keluarga untuk menguburkan jenazah-jenazah mereka di kuburan masal sementara, yang diyakini hanya sebagai solusi temporer.
Warga Palestina yang diwawancarai menyatakan bahwa kuburan-kuburan tersebut hanya sebagai tempat sementara hingga gencatan senjata kemanusiaan diumumkan atau permusuhan berhenti. Setelah itu, jenazah akan dipindahkan ke pemakaman resmi di kota-kota di Gaza.
Menurut Kepala Observatorium Euro-Mediterania untuk HAM, Rami Abdu, lebih dari 120 kuburan masal darurat telah didokumentasikan di wilayah Jalur Gaza. Dia menjelaskan bahwa banyak keluarga terpaksa memilih membuat kuburan massal darurat di lingkungan perumahan, halaman rumah, jalan-jalan, balai nikah, dan stadion olahraga. Pasalnya, mereka kesulitan mengakses pemakaman utama yang mendapat dampak penutupan jalan, kerusakan infrastruktur, dan operasi serangan yang sedang berlangsung.
BACA JUGA:Dukungan Gencatan Senjata di Gaza Meningkat
Dalam rangka mencari solusi atas situasi yang menghantui ini, Adham Al-Sharif, seorang jurnalis di Kota Gaza, menegaskan bahwa akibat bertambahnya jumlah korban tewas, rumah sakit menjadi penuh sesak. Hal ini memaksa masyarakat dan tenaga medis untuk melakukan pemakaman di kuburan masal yang baru di tengah masa trauma yang terus berkepanjangan.
Menurut Al-Sharif, solusi untuk situasi ini menjadi semakin terbatas di mana puluhan mayat tak dikenal di rumah sakit semakin membusuk, menimbulkan bau yang menjengkelkan bagi banyak pihak terdampak, termasuk pasien, korban luka, pengungsi, dan staf medis.
“Puluhan mayat tak dikenal di rumah sakit mulai membusuk seiring berjalannya waktu, mengeluarkan bau yang mengganggu pasien, korban luka, para pengungsi, dan staf medis,” ujarnya.
Situasi ini mendorong langkah cepat dari para tenaga medis dan masyarakat untuk mencari tanah kosong terdekat guna penguburan, bahkan ada dokter yang mengambil inisiatif untuk mengubur 120 korban di tanah kosong milik seorang warga di kawasan Al-Daraj, sebelah timur Kota Gaza. Namun, tampaknya bahkan kuburan masal bagi para syuhada tersebut tidak terhindar dari serangan, yang menimbulkan puing-puing bangunan yang runtuh menimpa kuburan.
BACA JUGA:Optimalkan Kinerja, Bupati Imron Mutasi Ratusan PNS
Dengan semakin terbatasnya pilihan dan tekanan yang terus berlanjut, pemakaman jenazah di kuburan massal darurat telah menjadi simbol keputusasaan di tengah kondisi yang memprihatinkan di Jalur Gaza. (jpc)