Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan RI yang Ke-79

Ilustrasi perayaan kemerdekaan RI yang ke-79.-istimewa-

BACA JUGA:Atasi Serangan Hama Tikus Secara Alami

Untuk merebut kemerdekaan Indonesia oleh para pahlawan kita, selain Ir Soekarno, Mohammad Hatta, para pahlawan kita yang lainnya seperti Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Jenderal Sudirman, Bung Tomo, Sultan Hasanuddin, Pattimura, Pangeran Antasari, RA Kartini, Ki Hadjar Dewantara, Mohammad Hoesni Thamrin, H.O.S Cokroaminoto, KH Agus Salim.

Kemudian, KH Samanhudi, Jenderal Gatot Subroto, Ir H Djuanda Kartawijaya dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu di sini karena  banyaknya, mereka telah berjuang mati-matian dalam merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah, oleh karena itulah penulis sangat menghargai dan sangat berterima kasih kepada mereka.

Semoga mereka diampuni segala dosanya, diterima segala amal ibadahnya dan dimasukkan ke dalam Surganya Allah SWT Aamiin Yaa Robbal'aalamiin.

Perjuangan para pahlawan tersebut di atas sungguh luar biasa. Seperti contohnya saja Cut Nyak Dien. Membaca perjuangan beliau secara seksama sampai-sampai penulis meneteskan air mata, karena penulis menyadari apa yang penulis lakukan selama ini belum seberapa, dibanding dengan perjuangan beliau dan juga para pejuang yang lainnya. 

BACA JUGA:Pilkada 2 Paslon Rawan Konflik

Waktu beliau masih hidup, beliau berjuang di Aceh bersama Teuku Umar suaminya, pasukannya, dibantu Teuku Cik Ditiro, Teuku Panglima Polem Muhammad Daud dan lain-lain.

Mereka sangat gigih berperang melawan penjajah Belanda. Keluar masuk hutan tanpa mengenal lelah, berjuang terus bertahun-tahun sampai tua walaupun dalam keadaan sakit-sakitan dan mata rabun. 

Penulis meyakini karena hasil pendidikan agama yang  begitu kuat dari kedua orangtuanya dan para guru ngajinya dan didasari oleh keimanan yang kuat pula kepada Allah SWT, Cut Nyak Dien bersama pasukannya pantang menyerah dalam mengusir penjajah Belanda.

Akan tetapi karena tempat persembunyiannya diketahui Belanda, akhirnya Cut Nyak Dien ditangkap dan dibuang ke Sumedang. Jasadnya dimakamkan di atas sebuah bukit, Gunung Puyuh, Sumedang.

BACA JUGA:Gugus Tugas PPA Sosialisasi Sekolah Bebas Perundungan

Itulah Cut Nyak Dien, seorang pahlawan wanita dari Tanah Rencong Aceh (a female hero from the land of Rencong, Aceh).

Selanjutnya yaitu Jenderal Sudirman, yang tidak kalah gigihnya seperti Cut Nyak Dien dalam melawan penjajah Belanda. Beliau itu seorang guru, ulama, juga tentara.

Walaupun beliau dalam keadaan sakit-sakitan, sampai di tandu oleh beberapa orang pengawalnya yang sangat setia, naik gunung, turun gunung, keluar hutan masuk hutan, tapi beliau bersama pasukannya tetap sabar, semangat, pantang menyerah juga dalam merebut kemerdekaan Indonesia yang kita cintai bersama.

Hal ini penulis meyakini, itu juga karena mereka dilandasi oleh agama dan iman yang kuat kepada Allah SWT. Itulah di atas, perjuangan sekilas Cut Nyak Dien dan Panglima Besar Jenderal Sudirman, belum lagi Pangeran Diponegoro dan para pahlawan yang lainnya, yang tidak bisa penulis ceritakan semua di sini .

Tag
Share