Sebagai bentuk antisipasi dan nencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan melaksanakan program sekat bakar. Agar program ini berjalan mulus, Pemkab Kuningan bekerjasama dengan TNI, Polri, Balai TNGC dan stakeholder terkait lainnya melakukan pemeliharaan sekat bakar dan rencana pembuatan embung, Rabu (7/8).
Menariknya, kegiatan ini diikuti seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Mereka membawa berbagai perkakas pertanian untuk membuat sekat bakar. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Indra Bayu Permana nampak mengarahkan para pejabat ke lokasi pembuatan sekat bakar.
Kegiatan tersebut dibagi menjadi dua tim. Di mana tim pertama berangkat dari Desa Setianegara untuk pemeliharaan jalur sekat bakar Lambosir – Bintangot – Karangdinging – Batu Kikaidin. Kemudian tim kedua dari Kebun Raya Kuningan untuk pemeliharaan jalur sekat bakar Kebun Raya Kuningan – Blok Kupang.
Adapun rencana pembuatan embung di dua titik lokasi adalah di Blok Kikaidin dan di Blok Kupang. Sekat bakar adalah jalur yang memisahkan areal dalam hamparan bahan bakaran untuk mencegah dan/atau mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran yang lebih luas.
BACA JUGA:Tabrak Ibu Rumah Tangga Hingga Tewas Usai Dugem dan Pakai Narkoba
Terdapat dua jenis sekat bakar, yaitu sekat bakar alami yang merupakan bentangan alam sungai, danau, rawa atau jurang. Dan sekat bakar buatan yang meliputi jalur parit dan kanal pada lahan gambut.
Pj Bupati Kuningan Dr Drs H Raden Iip Hidajat MPd menyampaikan bahwa semua pihak harus menjaga Gunung Ciremai dari potensi kebakaran hutan. Dan hari ini, pihaknya membuat dua embung dan sekat bakar. Embung berfungsi untuk memudahkan pengambilan air pada saat terjadi kebakaran, jadi tim SAR tidak harus mengambil air dari bawah.
"Kemudian sekat bakar sendiri berfungsi untuk mencegah penyebaran api. Mari kita berkolaborasi untuk kegiatan ini, kerahkan tenaga dan pikiran semaksimal mungkin. Kita memaksimalkan ikhtiar untuk sama-sama merawat dan menjaga Gunung Ciremai," kata Raden Iip.
Menurut Raden Iip, berdasarkan data, kebakaran Gunung Ciremai kerap terjadi setiap tahun tepatnya saat musim kemarau. Area lahan dan hutan yang terbakar juga cukup luas.
BACA JUGA:Beragam Keunggulan NETA X, dari Eksterior dan Interior yang Futuristik hingga Smart Features
"Kita punya data, bahwa setiap tahun, di Gunung Ciremai selalu terjadi kebakaran. Nah kita juga bisa dipetakan. Ini kebakaran faktor alam atau nonalam," sebut Iip.
Oleh karena itu, lanjut dia, semua pihak termasuk Forkopimda menggelar rakor bersama. Hasilnya didapatkan sejumlah poin yang disepakati. Di antaranya edukasi, patroli bersama sampai penambahan embung dan pelebaran sekat bakar.
"Ada Langkah-langkah yang juga dilakukan seperti edukasi, patroli bersama. Ini juga sebagai bagian dari implementasi itu. Dengan membuat 2 embung dan memperlebar atau memperluas sekat bakar," imbuhnya.
Pj Bupati menyebutkan, anggaran yang digelontorkan untuk kegiatan ini berasal dari CSR BUMD Kabupaten Kuningan. Diharapkan, langkah hari ini dapat menjadi percontohan untuk mencegah adanya kebakaran tahun ini.
BACA JUGA:Ramainya Bentrok Demonstran Pilkada 2024 Dengan Petugas Kepolisian