BACA JUGA:Iptu Rudiana Muncul, Tegaskan Tak Ada Rekayasa
Ade menjelaskan bahwa Jepang saat ini menghadapi kekurangan pengemudi.
Menurut data terbaru dari Kementerian Perhubungan Jepang, lebih dari 60% pengemudi truk di negara ini berusia di atas 50 tahun.
Banyak di antara mereka yang mendekati usia pensiun, sementara jumlah pengemudi muda yang memasuki profesi ini tidak mencukupi untuk menggantikan mereka yang pensiun.
BACA JUGA:Sidang PK Saka Tatal, Pengacara Yakin TKP Hanya di Flyover Talun
Hal ini menyebabkan kekurangan pengemudi yang signifikan, terutama di sektor logistik yang sangat bergantung pada transportasi darat.
Dampak dari krisis ini sudah mulai dirasakan oleh perusahaan-perusahaan logistik, yang menghadapi kesulitan dalam memenuhi permintaan pengiriman barang.
Beberapa perusahaan bahkan melaporkan penundaan pengiriman dan peningkatan biaya operasional karena harus menawarkan insentif yang lebih besar untuk menarik dan mempertahankan pengemudi.
BACA JUGA:2 Direktur RSUD Mundur, Sekda : Pengunduran Diri Tidak Terkait Kasus Ataupun Persoalan Lain
Hiroshi Tanaka, Ketua Asosiasi Perusahaan Logistik Jepang, menambahkan, penuaan populasi merupakan tantangan besar bagi industri logistik di Jepang.
“Kami melihat penurunan jumlah pengemudi yang tersedia, sementara permintaan untuk layanan logistik terus meningkat. Jika tidak ada tindakan yang diambil, situasi ini bisa mengarah pada krisis yang lebih besar dalam beberapa tahun ke depan,” katanya.
Menurut Hiroshi, Pemerintah Jepang telah berusaha untuk mengatasi masalah ini melalui berbagai inisiatif, termasuk program pelatihan dan sertifikasi yang lebih mudah diakses untuk pengemudi muda, serta peningkatan insentif finansial bagi mereka yang tertarik untuk memasuki industri ini.
BACA JUGA:Indrawati Minta Putusan PN Dijalankan oleh Benjamin Setiabudi
Selain itu, ada upaya untuk menerima pengemudi dari luar Jepang, salah satunya dari Indonesia, dalam mendukung operasi kendaraan transportasi mereka.
Ini adalah kesempatan emas bagi tenaga kerja terampil Indonesia untuk mengisi peluang kerja di Jepang.
Pertemuan ini diakhiri dengan rencana seminar di Shizuoka yang melibatkan 56 perusahaan logistik di prefektur tersebut, sebagai bukti keseriusan Indonesia dalam menyediakan tenaga kerja terampil mengemudi dan komitmen untuk terus menjalin kerjasama yang lebih erat di masa depan.