CIREBON- Koalisi Cirebon Guyub atau KCG yang terdiri dari PKS, Demokrat, PDIP, dan PPP memunculkan sosok Gus Mul sebagai calon walikota. Tapi kini dengan tidak majunya Gus Mul, maka KCG akan berbicara lagi dan mencoba mencari sosok baru. Kalaupun tak ada titik temu, bisa cari jalan masing-masing.
Hal itu disampaikan Ketua DPD PKS Kota Cirebon Karso SIP. Ia menjelaskan, sesuai kesepakatan yang dibuat PKS, PDIP, Demokrat, dan PPP, salah satu poinnya adalah mengusung Gus Mul untuk E1, sementara E2 dibicarakan di internal koalisi.
“Pemersatunya tetap Pj (Pj Walikota Agus Mulyadi). Ketika positif tidak maju (Agus Mulyadi tak maju pilkada), maka kami akan membicarakan lagi solusinya seperti apa dengan mencari opsi-opsi lain," ujar Karso, Selasa (16/7/2024).
Opsi-opsi tersebut, sambung dia, di antaranya akan tetap mempertahankan koalisi dengan mencari figur calon lain dari internal parpol koalisi maupun eksternal. “Atau, jika tidak ada titik temu, kemungkinan bisa saja kita terpaksa mencari jalan masing-masing,” ungkap Karso.
BACA JUGA:Gus Mul Tak Maju Pilkada Kota Cirebon, Jalani Tugas Pj Walikota sampai Desember 2024
Menurutnya, pada salah satu poin MoU Koalisi Cirebon Guyub, ketika terjadi dinamika, maka semua pihak menghormati keputusan masing-masing sesuai mekanisme yang ada di masing-masing partai.
“Kita tunggu saja hasil pertemuan lebih lanjut pembicaraan di koalisi seperti apa. Rencananya besok (hari ini). Tapi kayanya saya tidak ikut karena ada tugas bimtek di Surabaya," ujarnya.
Karso mengatakan sebenarnya pihaknya sudah tahu pernyataan Gus Mul tak akan nyalon ini sejak beberapa hari lalu. Tapi, masih menunggu kepastian hingga batas akhir 17 Juli 2024 atau batas akhir seorang Pj Kepala Daerah mengajukan surat pengunduran diri jika maju pilkada. “Tapi kan sekarang sudah beredar pernyataan sikap resminya melalui teman-teman media. Jadi kami pun akan segera bersikap," imbuh Karso.
ARAH KOALISI BISA BERUBAH
Sementara itu, pemerhati politik Herawan Effendi mengatakan jika Gus Mul dan Bamunas Setiawan Boediman atau Oki tidak maju, maka arah koalisi partai bisa berubah. Ia mengatakan sampai hari ini belum ada satu pun poros koalisi yang secara permanen telah terbentuk.
BACA JUGA:Pengusulan Zona Integritas 2024 Dimulai 18 Juli
Nasdem dengan Gerindra yang membentuk Poros Koalisi Maju Bersama, menurut Herawan Effendi, sampai saat ini belum secara resmi berkoalisi atau belum ada hitam di atas putih.
“Eti Herawati yang sudah dapat rekomendasi dari DPP Partai Nasdem, saya kira belum bisa sepenuhnya bernafas lega. Apalagi kalau dikaitkan dengan Suhendrik yang sampai hari ini belum dapat rekom dari DPP Partai Gerindra,” kata Herawan dalam pernyataan resmi, kemarin.
Demikian juga dengan Koalisi Cirebon Maju yang terdiri dari Golkar, PAN dan PKB. Dari 3 partai ini, hanya PAN yang sudah mengeluarkan rekomendasi untuk Dani Mardani. “Golkar yang sudah sejak tahun lalu mengeluarkan penugasan untuk Effendi Edo dan Heri Hermawan, sampai detik ini belum juga menerbitkan rekomendasi,” ujarnya.
Hal yang sama, kata Herawan, juga dialami oleh PKB. Jangankan rekomendasi, arah politik PKB masih belum bisa dipastikan dengan siapa. Terakhir, Koalisi Cirebon Guyub atau KCG yang terdiri dari PKS, PDIP, Demokrat, dan PPP.
BACA JUGA:Pembangunan Infrastruktur Penghubung Antardesa Prioritas RPJMD 2025-2045