Melawan Judi Online, Selamatkan Generasi Muda

Selasa 16 Jul 2024 - 16:25 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Perasaan bersemangat karena mereka selalu merasa akan menang menjadi motivasi mereka untuk selalu mengulang permainan judi online mereka.

Jika kalah, maka di permainan berikutnya, mereka masih merasa menang; jika mereka benar-benar menang, mereka semakin semangat dan berharap untuk mencoba lagi.

Padahal, seperti yang diketahui banyak orang, kemenangan dalam permainan judi online hanya akan terjadi di awal atau sesekali di sepanjang sejarah perjudian mereka.

Dampak efek placebo judi online ini akan besar pada kalangan pelajar. Karakteristik penuh rasa ingin tahu membuat rasa kemenangan semakin kuat. Hal ini membuat para pelajar terus tertarik bermain meski kalah.

BACA JUGA:Warga Sandera Truk Batubara, Minta Aktifitas Stockpile Ditutup

Hormon terbukti juga berperan dalam kasus kecanduan judi. Pada judi online, keberadaan hormon seperti testosterone akan membuat mereka semangat ketika bermain judi online.

Saat tidak bermain, sensasi nyaman dan menyenangkan yang ditinggalkan oleh berbagai hormon pembangkit semangat membuat seseorang akan terdorong untuk melakukan kembali permainan judi.

Para pelajar adalah generasi muda yang secara metabolisme sangat aktif dan sehat. Stimulus kecil saja, dapat membangkitkan hormon-hormon yang membuat mereka bersemangat.

Judi online juga salah satu permainan yang memberikan dampak ini. Saat bermain, hormon-hormon tertentu akan keluar, dan memberi sensasi rasa nyaman dan menyenangkan pada diri mereka.

BACA JUGA:2 Tahun Menjabat, 22 Pejabat Eselon II B di Lingkup Pemkab Majalengka Ikuti Ujikom dan Evaluasi

Pengalaman diberi sensasi rasa menyenangkan ini membuat mereka akan melakukan kembali permainan judi online. Faktor pendorong berikutnya adalah sikap enggan mengakui kekalahan. 

Pelajar adalah generasi muda yang sensitif atas penilaian orang lain. Penilaian orang lain adalah cara mereka melihat apakah mereka berharga dan mereka diterima.

Bisa jadi mengakui kekalahan tabu bagi mereka. karena ini dapat meruntuhkan harga diri mereka di depan teman-temannya. Selain itu keengganan mengakui kekalahan juga dilakukan supaya mereka tidak dianggap gagal.

Menurut situs liputan6.com, data usia pemain judi online antara 10-20 tahun sebanyak 11 persen atau kurang lebih 440 ribu orang.

BACA JUGA:Karena Selalu Sepi, Ada Rencana Pasar Batik Digabung Ekonomi Kreatif

Selanjutnya usia 21-30 tahun sebanyak 13 persen atau 520 ribu orang. Jelas sekali angka pemain judi online di kalangan pelajar ini sangat memprihatinkan.

Tags :
Kategori :

Terkait