BACA JUGA:Pelindo Cirebon Berbagi Kurban, Bagikan 7 Sapi ke Dua Kelurahan
Prosesnya, sedang menggodok siapa kader dari empat koalisi ini yang akan mendapatkan rekom. Hasilnya nanti akan dibahas pada rapat koalisi untuk menentukan siapa pasangan calon bupati dan wakil bupati Cirebon.
"Hanya Golkar yang fix mengusung Teguh sebagai calon E-1. Sedangkan tiga parpol koalisi sedang menjalankan mekanisme memilih siapa yang akan mendapatkan rekom"
"Kalau tiba-tiba DPP Gerindra memberikan rekom di luar calon yang mendaftar di DPC, ya kami siap menerima. Istilahnya, anak harus nurut apa kata orang tua, selagi untuk kebaikan," pungkasnya.
BACA JUGA:Suhendrik Serap Aspirasi Warga Pegambiran
Pengamat politik dan kebijakan publik Cirebon, Angga Maradeka menilai, sangat wajar ketika koalisi Gerindra, Golkar, Demokrat dan PKB di Pilbup Cirebon, dianggap seksi.
Sebab, di pusat, koalisi ini akan menjadi penentukan kebijakan negara nantinya.
"Jadi, Pilbup Cirebon sendiri menjadi tempat berlindungnya para cabup Cirebon. Artinya, potensi menang termasuk sangat besar"
BACA JUGA:Pesan Penting pada Haul Ke-18 Kang Ayip Muh: Niat, Sholawat, Berjamaah, dan Istiqomah
"Jadi, jangan diasumsikan berlindung dari dosa-dosa masa lalu. Itu terlalu jauh. Biarkan saja masalah itu publik yang menilai,” kata Angga.
Menurut dia, koalisi empat parpol ini diharapkan bisa memberikan rekomendasi cabup dan cawabup Cirebon yang benar-benar berkualitas. Alasannya, kondisi Kabupaten Cirebon saat ini sudah terpuruk dari berbagai segi.
"Kalau koalisi ini kembali memberikan rekomendasi kepada orang-orang yang itu-itu saja, meskipun nantinya menang, tetap saja kondisi Kabupaten Cirebon akan jalan di tempat," terangnya.
BACA JUGA:Tak Perlu Buru-buru Mendaftar PPDB SMA/SMK Tahap 2
"Mumpung koalisi ini sedang naik daun, tolong berikan cabup dan cawabup yang berkualitas. Yang punya leadership mumpuni, dan paham jalannya pemerintahan. Karena, koalisi ini, apalagi ditambah PKB, sepertinya akan memenangkan konstelasi Pilbup tahun ini," imbuhnya.
Alumnus Lemhanas ini menyampaikan, kondisi seperti itu kemungkinan terjadi di daerah lain. Di mana, para calon kepala daerah akan berupaya untuk mendapatkan rekomendasi dari Partai Gerindra.
Intinya, mereka akan mengutamakan koalisi KIM (Gerindra, Golkar, Demokrat) dalam mengarungi kontestasi Pilkada mendatang.