Mental Menuju Dewasa

Kamis 13 Jun 2024 - 16:41 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Oleh: Ami Supriyanti

KASUS kesehatan mental semakin mencuat akhir-akhir ini, sangat hangat di berbagai pemberitaan media. Banyak kasus bunuh diri yang disebabkan karena permasalahan kesehatan mental terkhusus pada remaja yang menuju dewasa.

Permasalah kesehatan mental bukan hanya disebabkan karena peristiwa-peristiwa tragis yang dirasakan dalam perjalanan menuju dewasa, tetapi ada sesuatu yang mengakar di dalam hati mereka sedari mereka kecil.

Seperti peristiwa gunung es, seolah kesehatan mental yang disebabkan oleh orang terdekat sendiri jarang diketahui.

BACA JUGA:Perlunya Pemahaman Penanganan Bencana

Seorang anak yang dipaksa kuat sedari kecil oleh orang tuanya akan terus-terusan memendam apa yang dia rasakan, dan baginya bercerita hanya akan menambah beban bagi orang lain.

Miris, begitu kata saya melihat didikan beberapa orang tua di Indonesia saat ini. Sedang menjadi trend “Didikan emak-emak Batak dengan sistem VOC” Anak-anak dididik begitu keras, katanya agar mentalnya kuat.

Tanpa orang tua sadari, dengan demikian kesehatan mental anaknya semakin menurun, menjadi mandiri memang tapi pada akhirnya bisa menyebabkan bunuh diri. 

Anak dengan kondisi mental yang kurang baik cenderung suka menyendiri, merenung, atau bahkan menyakiti dirinya (selfharm). 

BACA JUGA:5 Calon Jamaah Haji Kota Cirebon Bakal Jalani Wukuf dari Ambulans

Selfharm sangat banyak bentuknya. Mulai dari mogok makan, makan kebanyakan, memukul-mukul kepala dan dada, atau bahkan menyayat dirinya menggunakan benda tajam, seperti silet, kaca, dan pisau.

Orang-orang jaman sekarang belum paham bagaimana seharusnya menjadi orang tua, tapi selalu ingin cepat-cepat menikah dengan alasan sama-sama cinta. Bahkan yang lebih parahnya menikah karena terlanjur kebablasan.

Pernikahan dini tentunya juga disebabkan karena kondisi emosional anak yang sulit dikendalikan, serta tekanan dari keluarga terdekat sendiri bahkan dari orang tuanya. Bentuk tekanan-tekanan itu membuat anak sulit menjadi dirinya sendiri dan menentukan pilihan.

Parenting sebelum pernikahan adalah suatu hal yang sangat penting sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Bagaimana mungkin kita bisa membangun suatu keluarga ketika tidak mengetahui dasar-dasar dalam berkeluarga itu. 

BACA JUGA:DKM Harus Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat

Tags :
Kategori :

Terkait

Terkini

Jumat 15 Nov 2024 - 22:05 WIB

Bos Lion Air Pimpin Garuda Indonesia

Jumat 15 Nov 2024 - 21:28 WIB

Fokus Percepatan Pengisian Jabatan ASN

Jumat 15 Nov 2024 - 21:26 WIB

Indonesia-Peru Perkuat Kerja Sama