Satu kali penerbangan, drone dapat beroperasi selama 15 menit, cukup untuk menyiram area persawahan seluas 1 hektar.
Namun untuk penggunaan berikutnya, drone harus diganti dengan baterai cadangan. Saat ini, BBWS Cimancis hanya memiliki 2 baterai, idealnya 3 baterai.
Dwi menambahkan bahwa penggunaan drone air ditujukan untuk menyelamatkan tanaman yang terancam mati.
Penentuan tanaman yang akan diselamatkan didasarkan pada arahan dari penyuluh pertanian dan Dinas Pertanian setempat.
“Kami akan merespons permintaan dari penyuluh pertanian, karena mereka yang mengetahui tanaman mana yang terancam mati,” jelasnya.
Selain drone, BBWS Cimancis juga memiliki 3 sprinkle dengan fungsi yang sama untuk menyiram tanaman yang terancam mati.
Namun, lokasinya masih dapat diakses oleh mobil tangki air, berbeda dengan drone yang dapat mencapai lokasi terpencil.
“Kami juga memiliki alat bor portabel yang digunakan ketika terdapat potensi air tanah yang mencukupi,” tambahnya.
Ketika ada permintaan dari penyuluh pertanian, tim reaksi cepat dari BBWS Cimancis akan segera datang membawa mobil tangki, sprinkle, drone, dan peralatan lain yang diperlukan. Jika di lokasi terdapat potensi air tanah, tim akan melakukan pengeboran untuk mendapatkan pasokan air tersebut. (ade)