Suhu Panas Ekstrem Tertinggi Landa Wilayah Flores, Suhu Capai 38,4 Derajat
Suhu panas ekstrem di Indonesia tertinggi landa wilayah Nusa Tenggara Timur.--Tangkapan Layar
BACAKORAN.CO - Beberapa hari terakhir, wilayah Indonesia mengalami suhu panas ekstrem akibat pergantian musim dari musim kemarau ke musim hujan.
Badan Meterorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa titik tertinggi suhu panas ekstrem di Indonesia berada di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Suhu panas ekstrem di Indonesia secara hariannya telah mencapai pada titik yang sangat maksimum (panas), yakni mulai dari tanggal 27-29 Oktober 2024.
BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis Siap Dilaksanakan Tahun 2025, Pertaruhan Pemerintahan Presiden Prabowo
Rekor suhu panas tersebut terjadi di beberapa wilayah, dengan data dari BMKG menunjukkan bahwa suhu maksimum di Indonesia pada rentang waktu tersebut mencapai 37 hingga 38,4 derajat celcius.
Titik suhu panas tertinggi mencapai 38,4 derajat celcius, dan sudah terdeteksi di Stasiun Meteorologi Gewayantana yang mana lokasinya terletak di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Deputi bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengonfirmasi bahwa suhu maksimum harian mencapai 38,4 derajat celcius dan itu menjadi rekor tertinggi yang pernah ada di Indonesia.
BACA JUGA:Rumput SUGBK Siap Dipakai Menjamu Jepang dan Arab Saudi, Coach Justin Beri Komentar Berikut
Adanya suhu panas ekstrem ini sekaligus menunjukkan betapa ekstremnya kondisi cuaca yang dialami di Tanah Air dalam beberapa hari terakhir.
Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan iklim telah membuat fenomena suhu ekstrem semakin sering terjadi, namun mencapai titik 38,4 derajat celcius tetap menjadi hal yang luar biasa.
Peningkatan suhu yang signifikan ini tentu saja mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan hingga pertanian.
Suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti heatstroke, dehidrasi, dan gangguan pernapasan.
Selain itu, pertanian juga akan terdampak dengan kemungkinan terjadinya kekeringan dan gagal panen akibat cuaca yang ekstrem.
Untuk menghadapi kondisi cuaca yang semakin tidak menentu ini, diperlukan langkah-langkah yang konkret dan terukur dari pemerintah maupun masyarakat.
BACA JUGA:WADUH, Pemain Timnas Indonesia Cidera Jelang Kontra Jepang, Siapa Sajakah Mereka? Berikut Infonya
Peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca harus menjadi prioritas dalam upaya mengatasi perubahan iklim yang semakin meresahkan ini.
Sebelumnya Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan mengungkap data bahwa Siklon Tropis Kong-rey yang telah pergi jauh dari Indonesia bersama potensi aktifnya gelombang ekuator Rossby akan memicu pembentukan awan hujan, terutama di wilayah Jawa.
"Dengan berkurangnya kekuatan Siklon Tropis Kong-rey dan bergerak menjauhi Indonesia, serta adanya nilai OLR negatif di wilayah Jawa, diperkirakan akan terjadi peningkatan awan hujan dalam beberapa hari ke depan," imbuh Ardhasena.
Peningkatan keberadaan awan hujan ini merupakan fenomena alam yang patut diperhatikan oleh masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah Jawa.
Hal ini dapat berdampak pada tingkat curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya, sehingga perlu kewaspadaan ekstra dalam menghadapi potensi terjadinya banjir atau genangan air.
Demikian informasi terkait suhu panas ekstrem yang melanda wilayah Indonesia di akhir bulan Oktober 2024. (*)