BACA JUGA:Pj Bupati Cirebon Ditantang Jadikan Cirebon Sebagai Daerah Percontohan PPDB 2024
Salah satunya, sudah berskala nasional. Yoga mencontohkan, wisata religi Makam Sunan Gunung Jati.
Menurutnya, berbagai kalangan sudah banyak yang datang berkunjung, berziarah ke makan wali. Tak terkecuali, tokoh nasional sekelas presiden pun kerap datang berkunjung kesana.
“Pelajar Cirebon pun harusnya dikenalkan, menjadikan Gunung Jati sebagai wisata unggulan. Jangan sampai, menjadi tujuan orang dari berbagai penjuru negeri, sementara pelajar Cirebon nya tidak pernah datang berkunjung,” tuturnya.
BACA JUGA:Resmi Jadi Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya Diingatkan soal Netralitas Jelang Pilkada
Kemudian, lanjut Yoga, potensi wisata alam Batulawang pun menjadi salah satu wisata lokal yang layak untuk direkomendasi. Selain aksesnya dekat, juga sebagai ikhtiar menghidupkan wisata daerah.
“Kan, ramai nantinya. Wisata lokalnya hidup,” tandasnya. “Sekarang, kalau semua pelajar Cirebon diarahkan ke Yogyakarta, Bandung atau daerah lainnya. Wisata dikitanya sepi,” katanya.
Selain itu, Yoga juga mengaku mendapat banyak aspirasi dari masyarakat, terkait kewajiban pelajar untuk membayar biaya study tour meskipun mereka tidak mengikutinya.
BACA JUGA:PLN Kembali Sukses Rampungkan Proyek Kelistrikan di Jawa Tengah
Entah melalui skenario membayar setengahnya atau dengan bahasa lainnya.
“Itu harus dievaluasi. Dasarnya apa? Itu yang sekarang banyak dikeluhkan masyarakat,” imbuhnya.
Semua itu, kata Yoga, sebetulnya sudah menjadi kesepakatan berdasarkan rapat komisi IV dengan Disdik untuk segera dievaluasi. Ia pun berani menantang, pejabat Disdik kalau ada yang menyangkalnya.
BACA JUGA:Program LENTERA, Asuransi Astra: Ini Mendukung Akselerasi Pemerataan Literasi Keuangan
“Saya ingat betul, dengan apa yang menjadi kesepakatan rapat. Kalau ada yang menyangkal, kita siap membuka arsip hasil rapatnya. Kan ada notulennya,” katanya.
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Anton Maulana ST MM menyoroti pelaksanaan study tour yang diharuskan mendapat rekomendasi dari Dinas Perhubungan (Dishub). Dianggap berlebihan.
“Kalau study tournya lokalan engga perlu itu,” katanya.