INDRAMAYU-Kantor Badan Pertanahan (BPN) Kabupaten Indramayu melaksanakan kegiatan Gerakan Sinergi Reforma Agraria (GSRA) Nasional di Balai Pertemuan Desa Cemara Kulon Kecamatan Losarang, Senin (22/4).
Ikut hadir dan sekaligus membuka kegiatan tersebut Asisten Daerah Setda Indramayu H Jajang Sudrajat, Camat Losarang Boy, Kepala BPN Gunung Jayalaksana SE MM yang diwakili Kasubag Tata Usaha Nurhamzah Adi Nugroho SE MM, dan Kasi Penataan dan Pemberdayaan Muhammad Puspoharto.
Kepala BPN Gunung Jayalaksana melalui Kasubag Tata Usaha Nurhamzah Adi Nugroho mengatakan, kegiatan GSRA ini sebagai upaya dalam memberikan informasi dan narasi reforma agraria yang lebih utuh. Kegiatan tersebut dilaksanakan di seluruh Indonesia.
“Sinergi dari seluruh pihak telah diwujudkan dalam program Reforma Agraria dengan dipusatkan di Desa Cemara Kulon. Sebab, desa yang terletak di pantai pesisir Losarang ini telah mengikuti program redistribusi tanah pada tahun 2009, 2013, dan 2022,” jelas Adi.
BACA JUGA:Gencarkan Sedekah Sepatu
Selanjutnya, kata Adi, pada program tahun 2022 sertifikasi redistribusi dilakukan pada wilayah pemukiman sehingga Desa Cemara Kulon sudah 90% telah memiliki sertifikat tanah.
Setelah dilakukan penataan aset yag dilakukan oleh BPN, dilanjutkan dengan program penataan akses. Potensi di Desa Cemara Kulon terus dilakukan inventarisir dan dianalisa secara bertahap, agar adanya kesesuain model pengembangan dengan kondisi eksisting penataan akses dari BPN.
Adi manambahkan, Desa Cemara Kulon yang berada di pesisir utara Kabupaten Indramayu disertai dengan potensi alam melimpah ruah.
“Potensi Desa Cemara Kulon antara lain pembudidayaan bandeng, rumput laut, udang, dan garam. Keberagaman ini memunculkan profesi penambak ikan dan garam,” ujarnya.
BACA JUGA:Pasca Idul Fitri Bersiap ke Tanah Suci
Lebih lanjut, dikatakan Adi, variasi produk olahan di Desa Cemara Kuloan juga beragam, diantaranya bandeng presto, trasi, ikan asin, cemilan rumput laut, dan produk kecantikan rumput laut.
Selain potensi tersebut, lanjutnya, terdapat potensi baru dari produksi madu dan propolis lebah, yang dikembangkan oleh Dinas Kehutanan.
Dalam hal ini Cabang Regional IX yang telah aktif memberikan edukasi dan penelitian di lokasi untuk meneliti sample lebih lanjut. Sehingga nilai tambah dari produk mentah dapat memberikan nilai lebih sehingga dapat membantu warga untuk membangun perekonomian secara mandiri.
Kelompok pembudidaya bandeng telah bertransformasi untuk memproduksi bandeng presto dengan merek dagang Bandeng Cemaraqu.
BACA JUGA:Mengintip Peluang PSIS Semarang Masuk Championship Series, Begini Skenarionya