Pasca Idul Fitri Bersiap ke Tanah Suci
Ilustrasi--
Oleh H Imam Nur Suharno
MUSIM haji akan kembali hadir. Setelah Idul Fitri kini para calon tamu Allah (jamaah haji) tengah bersiap untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah untuk menyempurnakan rukun Islam yang kelima.
Hal ini tampak dari kegiatan halal bihalal diselenggarakan bersamaan dengan walimatussafar. Pun rangkaian manasik haji mulai dilaksanakan
Semangat masyarakat untuk menyempurnakan rukun Islam ini sangat tinggi. Hal ini terlihat dari daftar tunggu pemberangkatan haji yang cukup panjang, jemaah calon haji (calhaj) menunggu hingga puluhan tahun ke depan.
BACA JUGA:Mengintip Peluang PSIS Semarang Masuk Championship Series, Begini Skenarionya
Keislaman seseorang baru bisa dibilang sempurna apabila telah melaksanakan seluruh rukun Islam. Yakni, syahadat, shalat, puasa Ramadhan, zakat, dan ibadah haji.
Namun, untuk melaksanakan ibadah haji, sejumlah syarat harus dipenuhi. Syarat yang paling mendasar adalah mampu baik secara mental, fisik maupun finansial.
Begitu pentingnya ibadah haji, sehingga ibadah ini hukumnya wajib (bagi yang telah mampu). Dan kewajiban menjalankan ajaran Nabi Ibrahim AS ini pun telah diserukan kepada seluruh umat manusia (QS Ali Imran [3]: 97).
Ibadah haji adalah kewajiban sekali dalam seumur hidup bagi Muslim yang mampu melaksanakan perjalanan ke Baitullah. Haji bertujuan melatih jiwa manusia untuk semakin dekat dengan Sang Khaliq dan merasakan kesamaan derajat di hadapan-Nya.
BACA JUGA:Inilah 8 Tim Negara yang Lolos ke Babak Quarter Final Piala Asia U-23 2024
Namun demikian tidak sedikit orang yang berangkat haji berulangkali dengan tujuan-tujuan tertentu. Dalam hal ini Rasulullah SAW telah mensinyalir, “Akan datang suatu masa yang dialami umat manusia yaitu: orang kaya dari umatku yang melaksanakan ibadah haji (niatnya) karena wisata, orang kalangan menengah (niatnya) karena berdagang, orang kalangan ahli pengetahuan (niatnya) karena ria dan sum’ah, dan kaum fakir di antara mereka (niatnya) karena untuk meminta-minta.” (HR Ibnu Jauzy).
Hadis di atas menyebutkan beberapa tujuan orang pergi haji ke Tanah Suci. Pertama, pergi haji untuk berwisata. Ibadah haji yang dilaksanakan tidak berpengaruh terhadap perbaikan pribadi, keluarga dan masyarakatnya, melainkan agar masyarakat menilainya sebagai orang yang kaya.
Kedua, pergi haji untuk berdagang. Aktivitasnya selama di Tanah Suci lebih banyak pada aktivitas berdagang atau berbelanja daripada ibadah kepada Allah SWT. Terasa berat bila diajak ke masjid, tapi sangat mudah jika diajak untuk berbelanja.
Ketiga, pergi haji karena ria dan sum’ah. Yaitu, mereka yang melaksanakan ibadah haji sekadar untuk mengejar status sosial kemasyarakatan, yakni gelar haji. Sehingga sepulangnya dari Tanah Suci ia minta dipanggil pak haji atau bu haji.