Idul Fitri, Momentum untuk Lebih Baik

Rabu 10 Apr 2024 - 11:39 WIB
Reporter : M Hasanuddin
Editor : M Hasanuddin

CIREBON-Idul Fitri bukan sekadar tentang hari perayaan, pakaian baru, dan hal-hal lain yang serba baru.

Meski pada dasarnya umat muslim disunnahkan untuk menggunakan pakaian baru, tetapi secara hakikat, bukan itu makna sesungguhnya dari Hari Raya Idul Fitri. 

Lebih dari itu, Idul Fitri dimaknai sebagai bentuk refleksi diri, bentuk rasa syukur, dan kegembiraan.

Dalam hal ini, refleksi diri berarti setiap umat muslim dianjurkan untuk introspeksi diri dan kembali kepada fitrah islamiyah.

BACA JUGA:Sidang Isbat 9 April 2024, Wamenag: Insya Allah Idul Fitri Bareng

Artinya, umat muslim diharapkan dapat kembali suci setelah dibersihkan dengan puasa Ramadan selama 1 bulan penuh, yang kemudian disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kepada sesama, serta saling memaafkan atas kesalahan yang pernah terjadi. 

Demikian dikatakan Bupati Cirebon Drs H Imron MAg terkait makna Idul Fitri kepada Radar Cirebon, kemarin. 

Dikatakan Bupati Imron, umat muslim di Indonesia memang identik menyebut Idul Fitri sebagai Lebaran.

Menurutnya, Lebaran dijelaskan sebagai hari raya umat Islam pada tanggal 1 Syawal setelah ibadah puasa selesai dijalankan selama bulan Ramadan.

BACA JUGA:Laka Maut di Tol Japek KM 58, Polri Evaluasi Rekayasa Lalin

“Yang harus dimaknai dari Idul Fitri adalah saling memaafkan, silaturahmi dan kembali ke fitrah sebagai manusia,” ujar Imron.

Menurutnya, Indonesia punya beragam tradisi dalam setiap perayaan Idul Fitri. Sehingga perayaan Idul Fitri di Indonesia punya tradisi khas yang tidak ada di nagara lain.

Sehingga, tradisi ini yang menjadi identitas kita sebagai negara muslim terbesar di dunia.

“Kita punya tradisi gotong royong, tradisi saling memaafkan, tradisi terkumpul dengan kerabat dan tetangga, ini yang harus dipertahankan sebagai identitas kita,” imbuhnya.

BACA JUGA:Cuti Lebaran, Poliklinik RSD Gunung Jati Tetap Buka

Kategori :