Dalam ayat ini Allah SWT menyebutkan hikmah disyari’atkannya puasa yaitu agar kita bertakwa. Takwa ini akan terbentuk dari ketaatan. Di dalam bulan Ramadan, kita berpuasa sebagai wujud ketaatan.
Tidak makan, minum, dan berhubungan suami-istri pada siang hari, serta hal lain yang bisa membatalkan puasa karena taat kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Begitu pula orang yang berpuasa melatih dirinya untuk semakin dekat pada Allah. Ia mengekang hawa nafsunya padahal ia bisa saja menikmati berbagai macam kenikmatan tanpa diketahui orang lain. Ia tinggalkan semua itu karena ia tahu bahwa Allah selalu mengawasinya.
BACA JUGA:Atasi Pengangguran Lulusan SMA, DPRD Berencana Kembangkan Zona Industri
Remaja muslim tentu lebih bisa mengendalikan emosinya ketika puasa sehingga terhindar dari perbuatan kekerasan atau tindakan merugikan orang lain.
Orang yang berpuasa juga akan berusaha mengisi waktunya dengan amal salih dan menjauhkan diri dari perkara yang sia-sia.
Sehingga di akhir Ramadan nanti akan terbangun karakter takwa dalam diri setiap muslim.
Untuk menjaga keimanan dan ketakwaan tetap terjaga. Agar bukan cuman dalam Ramadan ia taat, tapi berkelanjutan hingga sepanjang hidupnya.
BACA JUGA:Ikut Memotong Bahan-bahan, Bupati Imron Memasak Takjil Bersama Polwan Polresta Cirebon.
Maka dibutuhkan support sistem, yaitu penerapan Islam secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan. Karena Islam merupakan aturan hidup yang sempurna.
Sistem pendidikan Islam menjadikan Islam sebagai landasan membuat kebijakan pendidikan. Dari landasan itu, lahirlah kurikulum Islam. Tujuannya membentuk anak didik berkepribadian Islam, yaitu punya pola pikir dan pola sikap islami.
Menjadikan hukum syara sebagai standar berperilaku. Sehingga mereka akan memahami mana yang benar dan salah. Maka akan lahir generasi berkualitas, yang bukan saja menguasai iptek tapi juga berakhlak mulia. Wallahu a’lam bisshawab. (*)
Penulis adalah Ketua Qohuwa Buntet Pesantren Cirebon