Porsi Dikurangi, Banyak yang Beli Cuma Lauknya Saja

Rabu 28 Feb 2024 - 19:57 WIB
Reporter : Amirul I
Editor : Amirul I

CIREBON-Pedagang kuliner di wilayah Cirebon mengeluhkan kenaikan harga bahan pangan yang semakin tak terkendali. Tingginya harga bahan pangan bukan hanya terjadi pada beberapa jenis komoditas, melainkan hampir merata pada semua jenis komoditas pokok kebutuhan masyarakat.

Sebagai salah satu usaha kuliner lokal berskala mikro yang menyediakan berbagai macam makanan dan lauk pauk, Warung Tegal atau Warteg tentunya terdampak atas kenaikan harga pangan belakangan ini.

Di tengah kenaikan harga bahan pokok yang melambung, pedagang Warteg dihadapkan pada situasi yang dilematis.

Mereka harus memilih antara membiarkan pengeluaran semakin membengkak atau menaikkan harga makanan dengan risiko ditinggalkan pelanggan.

BACA JUGA:Dishub Sidak Pabrik yang Mengoperasikan Kendaraan Besar

"Dengan kenaikan harga kebutuhan pokok ini, kita juga merasa bingung. Apakah tetap dengan harga lama atau menaikkan harga makanannya. Tapi takutnya pelanggan malah pada kabur," tutur Dika, salah satu pengelola Warteg di Jalan Fatahillah, Megu Cilik Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, pada Rabu (28/2/2024).

Dika menyatakan bahwa harga kebutuhan pokok yang menjadi modalnya berjualan saat ini sudah tidak wajar.
Tidak hanya beras, kenaikan juga terjadi pada jenis protein seperti telur, daging ayam, ikan, tempe, dan tahu. Selain itu, kenaikan juga terjadi pada jenis sayuran dan bumbu masakan.

"Sekarang tidak ada yang tidak naik. Kemarin beli cabai saja harganya Rp100 ribu lebih perkilonya, mahal banget. Tadi pagi sudah turun menjadi Rp90 ribu perkilo. Tetap saja masih mahal," keluhnya.

Sejak tiga bulan terakhir, harga beras dan kebutuhan pokok lainnya di sejumlah pasar tradisional di wilayah Cirebon mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

BACA JUGA:Waspadai Otak-atik Hasil Suara

Misalnya, beras yang sebelumnya bisa ditebus dengan harga Rp12 ribu perkilogram, kini menjadi Rp16 ribu perkilogramnya.

Cabai merah besar dan cabai merah keriting bahkan sempat menembus Rp110 ribu perkilogram.
Telur ayam ras dan daging ayam juga mengalami kenaikan antara 10 hingga 15 persen.

Untuk mengimbangi biaya modal yang membengkak akibat kenaikan harga kebutuhan, pedagang tersebut terpaksa mengurangi sedikit porsi makanan dibandingkan sebelumnya.

Namun, bagi pembeli yang sudah menjadi pelanggan tetap, biasanya mereka akan menyadari bahwa porsinya sudah dikurangi sedikit.

BACA JUGA:KPU Tantang PAN Buka-bukaan

Kategori :