Channel 12 Israel melaporkan bahwa para tawanan Israel yang dibebaskan oleh kelompok Hamas di Gaza tidak mengalami penyiksaan atau perlakuan buruk. Kerabat para tawanan mengonfirmasi bahwa mereka (tawanan) tidak disiksa, meskipun menerima makanan dalam jumlah terbatas.
Meskipun media Israel tidak diizinkan berbicara dengan para tawanan, kerabat mereka memastikan bahwa para tawanan tidak mengalami penyiksaan.
“Selama dua pekan terakhir, Gaza hampir kehabisan bahan makanan, sehingga mereka harus bertahan dengan sedikit nasi, dan mereka sangat kelaparan,” lapor saluran tersebut.
Seorang dokter Israel juga mengonfirmasi bahwa para tawanan yang dibebaskan bergantung pada makanan dasar seperti nasi, kacang-kacangan, dan roti, dan beberapa di antara mereka mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
BACA JUGA:Tragedi Berdarah di Palestina: Lebih dari 15.000 Korban Tewas Akibat Serangan Israel
“Salah satu tawanan kehilangan berat badannya sebesar 20 kg, yang satu kehilangan 9 kg, dan yang lainnya kehilangan 12 kg,” kata dokter tersebut.
Pada 24 November, jeda kemanusiaan yang awalnya ditetapkan selama empat hari antara Israel dan faksi-faksi Palestina mulai berlaku pada pukul 7 pagi waktu setempat.
Pada 24 November, jeda kemanusiaan yang awalnya ditetapkan selama empat hari antara Israel dan faksi-faksi Palestina mulai berlaku. Qatar, Mesir, dan AS memfasilitasi perjanjian tersebut. Meskipun ada perpanjangan jeda kemanusiaan selama dua hari, ada pernyataan dari Israel yang menyebutkan kemungkinan melanjutkan serangan setelah jeda berakhir.
Menanggapi perkembangan ini, Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, menekankan pentingnya melanjutkan dialog yang mengarah pada gencatan senjata tersebut, dengan tujuan mencapai penghentian sepenuhnya atas segala bentuk peperangan. Guterres juga mendesak semua negara untuk menggunakan pengaruh mereka guna mengakhiri konflik tragis ini, serta meminta dukungan untuk solusi dua negara bagi Israel dan Palestina agar bisa hidup berdampingan secara aman dan damai.
BACA JUGA:Kisah Dramatis Petugas Medis di Gaza: Tank Israel Tembaki Rumah Sakit Indonesia
Saat ini, situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dari hari ke hari, dan PBB menyatakan perlunya bantuan yang lebih besar bagi pengungsi di wilayah tersebut.
Jeda kemanusiaan di Gaza, walaupun diperkirakan akan berakhir, menghadirkan kesempatan untuk memberikan bantuan dan memperpanjang dialog guna mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Guterres juga menekankan peran pentingnya bantuan terus-menerus untuk Gaza, terutama dalam menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk yang melanda 1,7 juta pengungsi di wilayah tersebut. Ia menyerukan pembebasan sandera yang tersisa tanpa syarat dan mendorong semua negara untuk memperjuangkan penyelesaian damai di wilayah tersebut, mendukung adanya kerjasama Israel dan Palestina melalui solusi dua negara yang berkelanjutan.
Sementara itu, Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, Volker Turk, menyuarakan kebutuhan mendesak untuk memanfaatkan kesempatan gencatan senjata ini guna secara permanen mengakhiri kekerasan di Gaza. Ia menekankan pentingnya jeda kemanusiaan, yang memiliki potensi untuk membuka jalan menuju perdamaian yang langgeng dan meredakan penderitaan yang dialami oleh populasi sipil di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Partai Anti-Islam Menang di Belanda