Partai Anti-Islam Menang di Belanda
Geert Wilders, pemimpin Partai Freedom (PVV) yang memenangkan pemilihan umum Belanda, dikenal kontroversial terhadap Islam.-ist-radar cirebon
Partai Freedom (PVV) yang dipimpin oleh Geert Wilders meraih kemenangan gemilang dalam pemilihan umum Belanda yang diselenggarakan pada Kamis, 23 November lalu. PVV berhasil memenangkan 37 dari 150 kursi di majelis rendah parlemen, mengalahkan aliansi partai sayap kiri yang dipimpin oleh Komisaris Uni Eropa, Frans Timmermans, yang meraih 25 suara.
Keberhasilan ini mengukuhkan PVV sebagai pemenang suara terbanyak untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir. Namun, hasil sementara ini menunjukkan bahwa Wilders masih perlu meraih beberapa suara lagi untuk membentuk pemerintahan baru, menggantikan PM Mark Rutte yang telah memerintah di Belanda sejak 2010.
Profil Geert Wilders
Geert Wilders, lahir pada 6 September 1963 di Venlo, Belanda, kini berusia 60 tahun. Ayahnya, Johannes Henricus Andres Wilders, adalah orang Belanda asli, sementara ibunya, Anne Maria, merupakan keturunan campuran Belanda-Indonesia.
Wilders memulai kariernya dalam politik pada tahun 1989 saat bergabung dengan partai VVD. Namun, pada tahun 1997, ia terpilih sebagai anggota dewan kota Utrecht. Akibat perbedaan pandangan dengan partainya, Wilders kemudian dikeluarkan dari VVD pada September 2004. Setelah itu, dia mendirikan partainya sendiri yang diberi nama Freedom. Secara umum, Wilders mengidentifikasi dirinya sebagai seorang liberal sayap kanan dalam ranah politik.
BACA JUGA:Tragedi Berdarah di Palestina: Lebih dari 15.000 Korban Tewas Akibat Serangan Israel
Kontroversi dan Kontroversi Lainnya
Nama Wilders juga dikenal karena pandangannya yang keras dan kontroversial terhadap Islam di Belanda. Sebagaimana dilansir oleh Telegraph, Wilders pernah mengusulkan agar umat Islam merobek separuh dari Al Quran jika mereka ingin tinggal di Belanda, dengan alasan kitab suci tersebut mengandung hal-hal buruk.
Selain itu, Wilders juga sering kali mengkritik Nabi Muhammad SAW dengan nada yang merendahkan. Akibat sikap kontroversialnya, Wilders pernah mendapatkan ancaman pembunuhan dari beberapa pihak, termasuk oleh fundamentalis Islam di Australia, Feiz Mohammad, dan dari kelompok Al Qaeda. Pada tahun 2009, Inggris melarang Wilders masuk ke negaranya karena dianggap sebagai ancaman publik, sementara Jerman pun tak memberinya izin untuk masuk ke negara tersebut pada tahun 2010.
Sikap Wilders yang cenderung kontroversial ini membuat umat Islam di Belanda merasa cemas terhadap kondisi keamanan mereka. Dampak dari pandangannya yang keras terhadap Islam telah menciptakan suatu ketegangan dalam masyarakat, menarik perhatian dan sorotan luas baik di dalam maupun di luar Belanda. (jpc)