Kata pakar politik, Pemilu itu sarana demokrasi yang bisa diandalkan untuk menjamin dan menyalurkan aspirasi rakyat yang punya hak pilih. Politisi ada juga yang berpandangan, bahwa bangsa dan negara bisa dibangun oleh kekuatan politik.
Katanya, energy politik bisa membangun peradaban manusia. Ada juga keterangan seorang ustadz, pemilu bisa dijadikan wahana silaturahmi ummat sehingga bisa damai, rukun, hingga barokah. Dan berbagai persepsi positif lainnya.
Namun, ada pula segelintir warga masyarakat yang punya pemikiran datar-datar saja. Ada pula yang berpikir apatis, apriori bahkan ekstrim.
Menurut Bapak Usman, seorang mandor proyek, Pemilu itu tidak penting karena dapat menghamburkan uang Negara yang amat banyak, mendingan dipakai bantuan bagi rakyat miskin atau membangun sekolah.
BACA JUGA:Tahapan Pendistibusian Logistik Pemilu Dimulai, Hari ini Kotak Suara di Kirim ke PPK
Kata Mang Sobari seorang Satpam, bahwa Pemilu itu tidak penting karena dapat menimbulkan konflik dalam keluarga juga antar warga masyarakat karena beda pilihan.
Ada juga yang menyebut, Pemilu itu bisa menghancurkan ekonomi bangsa karena anggaran yang tinggi. Pemilu itu sarana judi orang-orang kelas menengah.
Pemilu itu masa musimnya beredar uang palsu. Pemilu selalu menambah daftar orang gila akibat kalah sebagai kandididat.
Korban pemilu diantaranya adalah calon anggota legislative yang gagal. Tidak sedikit diantara mereka yang gagal tiba-tiba stress, depresi bahkan menjadi orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) alias gila.
BACA JUGA:Galian C di Kelurahan Kenanga Itu Ternyata Milik Perusahaan ini, dan Ngaku Sudah Ada Izinnya
Mereka tidak siap mental untuk menerima kenyataan gagal. Perjuangan dan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran serta finansial yang lumayan banyak dan besar telah dijadikan penyesalan dan kekecewaan yang amat mendalam, sehingga akhirnya mereka terganggu jiwanya yang berujung gila.
Kita telah banyak menyaksikan fakta-fakta beberapa pengalaman pasca pemilu sebelumnya. Rumah sakit jiwa penuh oleh pasien yang dadakan dan mebludak tidak tertampung.
Para pasien itu adalah para calon anggota legislative yang kalah bertarung. Kita juga sering melihat di perjalanan, banyak orang gila, padahal mereka awalnya orang terpandang, terhormat, kaya raya yang tiba-tiba jatuh miskin karena hartanya habis dipakai modal kampanye. Dan sekian banyak efek samping dari pemilu. Mari kita sikapi dengan arif ! (*)
*Pemerhati social, domisili Majalengka, Alumni S3 UPI Bandung