Sebab setelah proses penghitungan suara ada proses penyalinan. Yaitu di dalam C hasil salinan.
Dengan demikian, pihaknya akan punya estimasi dan sebagai bagian dari mitigasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024.
“Artinya, kita butuh berapa lama untuk per pemilihan, akan diketahui dari hasil simulasi ini,” imbuhnya.
Dijelaskannya, modal sebagai penyelenggara KPPS ada dua. Yakni pengetahuan, terkait regulasi dan tata cara prosedur, dan mekanisme pada saat pemungutan dan penghitungan suara seperti apa.
BACA JUGA:Dua Kali Mangkir, Idrus Marham Akhirnya Penuhi Panggilan Pemeriksaan KPK
Kedua, kata Apendi, teknikalitas para KPPS. Atau yang ia sebut yakni cara komunikasi para KPPS dengan pemilih, pengawas, saksi, hingga cara komunikasi dengan pemerintah yang dalam hal ini RT dan RW.
“Harapannya dengan adanya simulasi ini pada saat hari H, teman-teman KPPS bisa lebih mengetahui tentang tugasnya masing-masing, ketertiban, keamanan dan alurnya seperti apa,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon Dr Hilmy Riva’i MA, mengapresiasi setinggi-tingginya kepada KPU atas diselenggarakannya simulasi tersebut.
Dikatakan Sekda Hilmy, tahapan pemungutan dan penghitungan suara merupakan tahapan puncak dari serangkaian tahapan Pemilu yang sudah berjalan sebelumnya.
BACA JUGA:Kerahkan Ribuan Tenaga Kesehatan Antisipasi Pemilu 2024
Sebab, segala jenis pelanggaran biasannya terjadi pada tahapan ini, seperti politik uang dan politik transaksional.
“Pengawas Tempat Pemungutan Suara agar menjaga integritas, memiliki solidaritas dan profesionalitas dalam pengawasan pemungutan suara di setiap Tempat Pemungutan Suara demi suksesnya Pemilu di Kabupaten Cirebon,” tandasnya.
Pihaknya juga berharap kepada seluruh unsur terkait untuk bersinergi dalam pencegahan dan pengamanan di seluruh Tempat Pemungutan Suara di Kabupaten Cirebon, agar Pemilu 2024 aman, damai, dan sukses. (sam)