Menakar Kedigdayaan Bangsa

Senin 29 Jan 2024 - 20:39 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Oleh: Endang Kurnia

MENIMBANG kemajuan dan kekuatan sebuah bangsa berbanding lurus dengan tingkat pendidikan bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan, dipastikan bangsa tersebut lebih kuat dan maju dibanding bangsa lainnya.

Perlu dijadikan catatan, kualitas pendidikan sebuah bangsa merupakan cermin tingkat kesejahteraan bangsa dalam berbagai spektrum. Baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan (Poleksosbud-Hankam). Pertanyaannya, bagaimana bisa proses pendidikan dijadikan tolok ukur tingkat kedigdayaan sebuah bangsa?

Untuk menjawab pertanyaan ini mari terlebih dahulu melakukan pendekatan pada pendidikan itu sendiri. Sebenarnya apa itu pendidikan? Banyak definisi tentang pendidikan tersebar dalam buku maupun internet. 

Namun sederhananya, pendidikan merupakan berbagai kegiatan yang bersifat natural maupun nurtural yang dilakukan atau dibentuk sebagai sebuah upaya dalam mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan.

BACA JUGA:Ajak Waspada Penyakit di Musim Hujan

Kegiatan pendidikan mencakup spektrum yang cukup luas, tidak hanya kegiatan yang terjadi di dalam kelas saja. Tanpa kita sadari, berbagai kegiatan yang terjadi di luar kelas pun memiliki hubungan yang erat dengan proses pendidikan itu sendiri, karena sekali lagi pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh manusia dalam rangka mencari ilmu pengetahuan.

Pola hidup merupakan salah satu proses dalam serangkaian proses pendidikan yang saling berhubungan. Pendidikan dan pola hidup memiliki hubungan yang tidak terpisahkan, sebagaimana seorang pelajar dengan performa belajar yang baik memiliki kecenderungan yang sama dalam hal pola hidup, mereka memiliki keteraturan dan disiplin dalam melakukan kegiatan sehari-hari. 

Mereka sama-sama berusaha membangun pola istirahat yang baik, menjaga asupan nutrisi, begitu juga selalu berusaha untuk menjaga tingkat kebugaran tubuh. 

Sehingga tidak salah jika dikatakan, bahwa kualitas sebuah bangsa tecermin dari kualitas pendidikan mereka. Kualitas makanan, istirahat, kebugaran tubuh, kemampuan pengelolaan finansial, memiliki pengaruh besar dalam pendidikan. Ya, fisik kuat, moral kuat, inteligensi kuat.

BACA JUGA:Banjir Tiga Kali dalam Setahun, Warga Blok Kalijaga Ngaku Capek dan Jenuh

Kemampuan siswa menyerap pelajaran dipengaruhi berbagai faktor dan kondisi di luar kelas. Kita tidak bisa serta merta menyalahkan guru, atau sarana fasilitas belajar, bila pelajar kurang bisa menyerap materi pelajaran. Karena secara alami, manusia selalu berusaha membebaskan dirinya dari kekurangan. Apabila hal tersebut terjadi, justru kita perlu mencurigai faktor-faktor eksternal dari proses pembelajaran.

Hal tersebut telah dibahas Imam Syafii ratusan tahun silam, secara satir dalam syair menjelaskan: “Wahai saudara-saudaraku kalian tidak akan mendapatkan tanpa melengkapi enam perkara ini; kecerdasan, ketamakan, kerja keras, harta, hormat terhadap guru, dan sepanjang waktu”.

Dari keenam perkara yang disebutkan, hanya dua perkara yang secara eksplisit memiliki keterkaitan dengan kegiatan pendidikan, yaitu kecerdasan dan hormat terhadap guru. Untuk perkara-perkara lain yang disebutkan secara kasat mata, tidak memiliki hubungan dengan dunia pendidikan, namun sejatinya memiliki dampak besar terhadap proses pendidikan.

Dari berbagai hal tersebut, tidak salah jika kita beropini, kondisi Poleksosbud-Hankam saat ini, adalah refleksi dari kondisi dan kualitas pendidikan sebuah bangsa. Begitu juga sebaliknya.

Kategori :

Terkait

Sabtu 10 Aug 2024 - 20:01 WIB

Waktu Guru dan Professional Burnout

Minggu 28 Jul 2024 - 10:56 WIB

Jawaban Atas Pertanyaan

Jumat 01 Mar 2024 - 16:42 WIB

Korelasi Ilmu dengan Problematika Hidup

Kamis 29 Feb 2024 - 17:46 WIB

Eksistensi AI Pada Generasi Alfa