CIREBON- Suasana duka masih menyelimuti kediaman Suradi (41), meski sudah sekitar 12 hari anaknya OL (20) meninggal dunia dengan tragis.
Suradi dan istrinya begitu terpukul. Masih tak menyangka, menantunya yang terlihat alim, sopan, hormat kepada orang, justru tega menghabisi anak mereka dengan sadis. Korban dibunuh, dibungkus seprai, dan dibuang ke sungai.
Suradi sendiri mengaku sudah ikhlas. Namun, ia juga meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan pelaku dijerat sesuai hukum yang berlaku. Ia menegaskan tak ada damai.
“Padahal dia orangnya sopan, gak banyak omong, alim, santri. Cuman agak cemburuan saja. Kami masih shock, tidak mau saya punya perasaan yang seperti ini. Padahal kami sayang sama menantu kami," tutur Suradi saat berbincang dengan Radar Cirebon di rumahnya di Desa Bunder, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Minggu 21 Januari 2024.
BACA JUGA:Catatan Fahri Hamzah: Umat Islam Harus Jadi Pemenang!
Ia mengaku, kejadian yang dialami oleh anaknya OL, sampai membuat dirinya dan istri tidak bisa berkata apa-apa. Bahkan, ia juga tidak bisa makan selama 5 hari karena shock dengan yang dialami oleh anaknya itu.
“Baru mending bisa menerima tamu sekarang setelah acara tahlilan selesai. Kalau kemarinnya, saya masis shock, tidak bisa ngomong apa-apa. Tidak bisa makan, karena teringat anak kami," ujarnya.
Ia juga menceritakan firasat yang dialami olehnya, sebelum sang anak meninggal dunia. Suradi tak sengaja telah melukai tangannya sendiri. Sehari setelah itu, menantunya tiba-tiba datang sendiri membawa anak korban yang masih 11 bulan, dengan mainan, topi, dan lainnya.
“Tidak biasanya. Biasanya kalau ke rumah datang sama anak kami. Ini dia datang sendirian sama anaknya. Saat kami tanya, katanya OL sedang dandan. Terus pinjam motor mau ke Kota Cirebon. Eh ternyata tidak pulang-pulang," terangnya.
BACA JUGA:Pemkab Cirebon Gelar Open Bidding Hanya untuk Jabatan Kadishub
Selama lima hari, Suradi kehilangan anak dan menantunya. Saat Suradi melaporkan kehilangan anak dan menantu, pihak Polsek Susukan menyamakan tanda lahir OL dengan mayat yang ditemukan mengapung di Sungai Desa Jatipura, Kecamatan Susukan.
“Insya Allah, saya yakin 100 persen ciri fisiknya sama. Ada kaki bekas operasi, ada tahi lalat (tanda lahir) di atas bibir, dan rambutnya juga. Saya yakin, sebagai orang tua yang membesarkan dia," jelasnya.
Atas kejadian yang menimpa OL, anak pertama dari tiga bersaudara itu, Suradi mengaku ikhlas. Namun, ia juga meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan pelaku dijerat dengan hukum yang berlaku.
“Saya ikhlas meninggalnya OL. Tapi saya minta proses hukum harus berjalan dan tidak ada kata damai. Saya hanya ingin kepolisian melakukan tindakan tegas, usut tuntas," tandas Suradi.
BACA JUGA:Proyek Besar, Wajar Pataraksa Jadi Perhatian Publik