Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar Melalui 3P di Era Digitalisasi

Jumat 12 Jan 2024 - 18:13 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Oleh: Kelompok PGSD 5 A*

PENDIDIKAN yang baik adalah pendidikan yang dapat mempersiapkan anak didik agar mampu mengakses perannya di masa yang akan datang.

Artinya, pendidikan hendaknya dapat membekali siswa dengan berbagai macam keterampilan yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan zaman, sehingga ia dapat menjalankan dan memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. 

Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan upaya untuk memajukan budi pekerti, pola pikiran, dan jasmani anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya (Wibowo, 2013:2). 

Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai pendidikan karakter harus dimulai sejak dini baik di rumah, di masyarakat, maupun di sekolah. Siswa diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan intelektual saja, lebih dari itu anak didik juga diharapkan memiliki karakter yang baik.

BACA JUGA:Pedang Pora Sambut Kedatangan Kombes Pol Sumarni

Pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik sebagai penerus bangsa mempunyai akhak dan moral yang baik, untuk menciptakan kehiupan berbangsan yang adil, aman dan makmur. Hal ini berkaitan dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan nasional. Dini (2018).

Zaman serba teknologi ini menjadikan anak telihat sangat pasif dan jarang untuk bersosialisasi di keluarga maupun masyarakat.

Sehingga tak jarang anak kehilangan waktu berharganya bermain bersama keluarga, belajar, mengembangkan bakat atau bermain bersama teman-temannya karena fokusnya sudah diambil alih oleh layar ponsel ataupun teknologi yang ada. 

Karakter bangsa yang baik harus dibentuk dan dididik sedini mungkin agar masyarakat mampu menanamkan sifat-sifat dan perilaku yang baik sejak dini sehingga dapat menekan angka kriminal pada kasus-kasus di atas.

BACA JUGA:Pemenang Lelang 77 Mobdin Adalah Nurmala, Asal Kabupaten Cirebon.

Dalam dunia pendidikan baru-baru ini masih banyak ditemukan kasus pelajar yang menunjukkan masih kurangnya karakter baik yang dimilikinya.

Sebagai contoh, masih banyak terjadi penyalahgunaan media elektronik, seperti internet, menonton film-film yang belum sesuai dengan usia anak, bermain game yang berlebihan, dan lain sebagainya.

Menurut Zuchdi dkk da sepuluh indikasi moral anak kurang baik yang perlu diperbaiki dan mendapatkan perhatian lebih agar berubah menjadi lebih baik.

Menurut Lickona tantangan yang dihadapi seorang guru masih banyak menggunakan metode lama karena rentang usia sebagian guru masih ada yang belum memahami metode digitalisasi.

Kategori :

Terkait

Sabtu 10 Aug 2024 - 20:01 WIB

Waktu Guru dan Professional Burnout

Minggu 28 Jul 2024 - 10:56 WIB

Jawaban Atas Pertanyaan

Jumat 01 Mar 2024 - 16:42 WIB

Korelasi Ilmu dengan Problematika Hidup