Oleh: Imam Nur Suharno
MENJELANG digelarnya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota legislatif kita seringkali mendengar kata kemenangan, yang dalam bahasa Arab disebut dengan al-Fauz, tetapi sedikit orang yang mau mengamati dan memahami makna kemenangan tersebut. Sehingga, ia tidak mendapatkan kemenangan yang hakiki.
Dalam surat al-Baqarah ayat 200-201, disebutkan, ada sebagian manusia yang hanya ingin meraih kemenangan, kesuksesan dan kebahagiaan di dunia, sehingga ia bekerja keras disertai doa untuk mendapatkannya.
Sebagian manusia lainnya berharap meraih kemenangan, kesuksesan, dan kebahagiaan tidak hanya di dunia saja tetapi juga di akhirat kelak, sehingga ia bekerja keras disertai doa untuk mendapatkannya.
Alquran telah menyebutkan sifat orang-orang yang akan meraih kemenangan, kesuksesan, dan kebahagiaan yang hakiki. Dalam bahasa Alquran disebut dengan fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah.
BACA JUGA:Penalti Gundogan Bawa Barcelona Menang Dramatis 2-1 atas Las Palmas
Pertama, beriman kepada Allah SWT. Syarat pertama untuk meraih suatu kemenangan yang hakiki (di dunia hingga di akhirat kelak) adalah beriman.
Bagi orang yang tidak beriman, jika meraih kemenangan di dunia maka seseorang tidak akan meraih kemenangan di akhirat. Berarti sukses di dunia, gagal di akhirat.
“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS at-Taubah [9]: 72).
Kedua, beramal saleh. Tidak cukup hanya dengan keimanan, harus dibuktikan dengan amal saleh atau kerja nyata. Program kerja nyata yang merupakan bagian dari amal saleh adalah jika program kerja nyata tersebut berbasiskan masyarakat bukan kepentingan pribadi ataupun kelompok, direalisasikan bukan sebatas janji.
BACA JUGA:Komentar Shin Tae-yong saat Memberikan Apresiasi atas Perjuangan Timnas Indonesia
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.” (QS al-Buruj [85]: 11).
Ketiga, mengikuti Rasulullah SAW. Untuk meraih kemenangan mesti mengikuti cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, bukan cara-cara yang menghalalkan segala macam cara. Jika menggunakan cara yang melanggar aturan Rasulullah, jika “berhasil” di dunia maka akan gagal di akhirat kelak.
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka Surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS at-Taubah [9]: 100).
Keempat, menjauhi kemaksiatan. Untuk meraih suatu kemenangan yang hakiki harus dihindari menggunakan cara-cara yang tidak benarkan dalam Islam. Karena kemaksiatan itu merupakan awal dari sebuah kegagalan.