CILEDUG- Rencana pembangunan Jalan Lingkar Ciledug sangat disambut baik warga, tidak terkecuali Kuwu Desa Jatiseeng, Soemarno.
Menurutnya, perlu ada jalan alternatif untuk mengurai kemacetan jalan utama di Kecamatan Ciledug yang mencapai 7 kilometer (km). “Titik awal kemacetan itu dari Bunderan Jatiseeng sampai Terminal Ciledug di Desa Ciledug Tengah,” ungkap Soemarno.
Dikatakannya, kemacetan di Kecamatan Ciledug semakin parah setiap tahunnya.Terlebih lagi semakin banyak pabrik bermunculan di Kecamàtan Pabedilan. “Tentu, Kecamatan Ciledug terkena dampak kemacetan yang lebih parah,” ujarnya.
BACA JUGA:Puluhan Tong Sampah Raib Dicuri
Sehingga, Soemarno menegaskan, sangat diperlukan jalan alternatif untuk mengurai kemacetan di jalan utama Kecamatan Ciledug.
“Memang perlu jalan alternatif, sehingga seluruh kendaraan tidak dibebankan di jalan utama saja,” katanya.
Pembangunan Jalan Lingkar Ciledug, menurut Soemarno, sangat diharapkan untuk mengurai kemacetan di Ciledug. “Walaupun Jalan Lingkar Ciledug ini tidak melewati Desa Jatiseeng, namun saya sangat setuju, karena diharuskan ada jalan alternatif,” ujarnya.
Terpisah, Tokoh Masyarakat Ciledug, Anugerah Raharjo SPd mengatakan, pihaknya sangat setuju dengan pembangunan Jalan Lingkar Ciledug. Namun, kata Anugerah, harus ada penanganan kemacetan untuk jangka pendek sekarang ini.
Salah satunya, Anugerah menyarankan, agar Dishub Kabupaten Cirebon menerapkan lalu lintas satu arah di jalan tipe provinsi di Ciledug.
BACA JUGA:500 Pekerja Dikerahkan Sortir Lipat Surat Suara 2024
“Saran saya, dijadikan satu arah. Jadi dari arah Losari itu nantinya lewat jalan tipe provinsi di depan Pasar Ciledug, sedangkan sebaliknya itu lewat jalan tipe 3C kabupaten lewat Jatiseeng, Stasiun Kereta Api. Menurut saya itu cara yang cocok untuk jangka pendeka saat ini,” ujarnya.(den)