Oleh: Norma Andina Gumanti*
26 Desember 2004 menjadi tanggal yang (sampai hari ini) tidak pernah terlewat untuk diingat sebagai salah satu peristiwa mematikan yang terjadi di Indonesia.
Tidak ada yang menyangka, bahkan satu jam sebelum peristiwa tersebut terjadi, bahwa di hari itu akan ada suatu peristiwa besar.
26 Desember kala itu sama dengan 26 Desember tahun ini yang menjadi momen berlibur bagi sebagian orang.
BACA JUGA:Menjaga Kondusivitas Selama Nataru
Tapi pergerakan lempeng bumi tidak mengenal konsep libur, hari itu lempeng bumi malah ‘aktif bekerja’ sehingga meluluhlantakkan segala hal yang tersapu oleh gelombang setinggi 24-30 meter. Tsunami datang tanpa ampun.
Tragedi ini telah berlalu 20 tahun. Salah satu cara untuk merekam ingatan atas kejadian tersebut adalah dengan diresmikannya Museum Tsunami Aceh.
Museum Tsunami memiliki 2 lantai, lantai 1 merupakan ruangan yang berisi rekam jejak kejadian tsunami 2004 sedangkan lantai 2 berisi media-media pembelajaran berupa perpustakaan, ruang alat peraga, ruang 4D, dan toko souvenir.
Dilansir dari laman resmi museum tersebut, museum ini menyimpan sekitar 6.038 koleksi meliputi foto, artefak, narasi dan kisah pribadi dari para penyintas.
BACA JUGA:Menyongsong APBN 2025 dan Peran masyarakat Kabupaten Kuningan
MENGENANG SAJA TIDAK CUKUP
Jika memang digunakan untuk mengingat serta mengambil hikmah, maka seharusnya di sebagian besar provinsi di Indonesia perlu dibangun museum serupa.
Kajian mengenai tsunami di Indonesia telah dilakukan oleh Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan judul “Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416-2021” yang dirilis pada tahun 2023.
Secara singkat, tsunami telah terjadi di beberapa provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka-Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua, atau sekitar 64% dari jumlah provinsi di Indonesia saat ini.
BACA JUGA:Asuransi Astra Jaga Reputasi dan Kepercayaan Pelanggan