MAJALENGKA – Pasien suspect difteri asal Desa Sukawera, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Mitra Plumbon Majalengka.
Pasien yang berusia enam tahun tersebut telah dirawat di ruang isolasi RS Mitra Plumbon Majalengka selama empat hari.
Kepala Bidang Pelayanan RS Mitra Plumbon Majalengka, dr. Aviando Aditya Putra, MARS, mengatakan bahwa pasien masuk pada hari Sabtu, 21 Desember 2024, pukul 15.00 WIB.
"Pasien berusia 6 tahun dan jenis kelaminnya laki-laki. Anak ini masuk melalui IGD dan saat ini sedang dirawat intensif di ruang isolasi," kata Aviando kepada Radar, Selasa, 24 Desember 2024.
BACA JUGA:BNN Komitmen Berantas Narkoba, Rehabilitasi 15 Orang hingga Pulih
Pihak rumah sakit segera melaporkan kasus ini kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Majalengka, karena kemunculan kasus ini memerlukan penanganan dan kerja sama berbagai pihak.
"Pada hari pertama, kami langsung melaporkan adanya indikasi penyakit pada pasien. Dinkes Provinsi Jabar dan Majalengka juga sudah melakukan swab. Sejak awal, gejala pasien mengarah pada infeksi bakteri difteri, sehingga terapi dan pemberian obat-obatan langsung dilakukan oleh Dinkes," jelasnya.
Aviando menambahkan bahwa pasien juga sudah diberikan vaksin anti-difteri. Saat ini, pihak Rumah Sakit Mitra Plumbon Majalengka masih menunggu hasil laboratorium dari Dinkes Provinsi Jawa Barat.
"Sampai sekarang, hasil uji laboratorium belum diterima. Namun, berdasarkan ciri-cirinya, pasien mengarah ke suspect difteri, seperti gejala demam, batuk, flu, nyeri tenggorokan, hingga sesak napas. Selain itu, ada pembesaran kelenjar getah bening, dan di rongga tenggorokan terlihat selaput putih," ungkap Aviando.
BACA JUGA:Polisi Bekuk Pelaku Pencabulan
Menanggapi perkembangan kondisi pasien, Aviando menjelaskan bahwa setelah menjalani perawatan di ruang isolasi RS Mitra Plumbon Majalengka selama empat hari, kondisinya sudah membaik.
Pasien tidak lagi mengalami demam, dan pembengkakan di lehernya pun sudah mulai berkurang.
"Selain itu, pasien juga sudah tidak lagi sesak napas dan bahkan sudah mulai minum susu. Mungkin pada awalnya, kondisi pasien menurun karena daya tahan tubuhnya sedang lemah, namun sekarang kondisinya sudah membaik," jelas Aviando.
Bakteri difteri menular melalui saluran pernapasan. Penurunan kasus difteri di beberapa daerah disebabkan oleh semakin banyaknya balita yang menjalani imunisasi dasar dan lengkap.
BACA JUGA:Manchester City vs Everton, Momentum Kebangkitan The Citizens