Kondisi bangunan sekolah di Kabupaten Kuningan kini mendapat sorotan tajam dari Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kuningan, Kang Yaya. Menurutnya, sekitar 80 persen bangunan sekolah dalam kondisi memprihatinkan dan sangat membutuhkan perbaikan.
Hal tersebut disampaikan usai melakukan rapat kerja bersama Disdikbud Kuningan, serta kunjungan ke lapangan.
"Kita sudah melakukan rapat kerja dengan mitra Komisi IV, salah satunya dengan Dinas Pendidikan. Memang betul, informasi yang disampaikan kepada kami menunjukkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan di Kuningan itu tidak bagus. Kondisi bangunan sekolah sudah tidak layak dan sangat memprihatinkan," ujar Kang Yaya didampingi Satria Rizki Utama dan Nurcholis Mauludin Syah, Selasa (17/12).
Menurutnya, mayoritas bangunan sekolah rusak merupakan bangunan lama yang sudah tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Namun, ia mengakui bahwa beberapa sekolah mulai menunjukkan perbaikan berkat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dari pemerintah pusat.
BACA JUGA:77 Tim Bersaing di Bupati Cup Bola Basket
"Setelah ada bantuan, kita melihat ada sekolah-sekolah yang kondisinya sudah lebih baik. Tapi ini belum cukup, karena jumlah bangunan yang rusak sangat banyak. Anggaran yang diperlukan sangat besar, dan APBD Kuningan saja tidak akan mampu menutupinya," tegasnya.
Lebih lanjut, ia menaruh harapan besar kepada bupati dan wakil bupati terpilih untuk menjadikan perbaikan sarana pendidikan sebagai salah satu prioritas utama. Meski baru akan dilantik pada Februari 2025, Kang Yaya optimistis kepemimpinan baru dapat menyelesaikan persoalan tersebut selama lima tahun ke depan.
"Kami di DPRD berharap bupati dan wakil bupati terpilih bisa bersinergi dengan anggota dewan di tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat. Sinergi ini penting agar kita bisa mengoptimalkan anggaran dari pemerintah pusat untuk mempercepat penyelesaian masalah sarana dan prasarana pendidikan," ujarnya.
Ia menambahkan, bahwa penyelesaian persoalan ini tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat. Jika mengandalkan APBD, perbaikan infrastruktur pendidikan hanya akan berjalan lambat. Oleh karena itu, skema sinergi dengan pusat dan provinsi menjadi solusi paling realistis.
BACA JUGA:Anggarkan Rp5 Miliar
"Kalau hanya mengandalkan APBD, saya kira tidak akan bisa mengcover semuanya. Kita butuh anggaran besar. Mungkin di tahun kedua kepemimpinan bupati-wakil bupati nanti, progress penyelesaian akan mulai terlihat," jelasnya.
Kang Yaya juga menekankan pentingnya perbaikan sarana pendidikan untuk mendukung peningkatan kualitas belajar. Selain itu, ia menyoroti dampaknya terhadap peningkatan angka Rata Lama Sekolah (RLS) di Kuningan yang saat ini baru berada di angka 7,8 persen.
"Kalau bangunan sekolah sudah bagus dan nyaman, kegiatan pembelajaran akan lebih optimal. Harapannya, ini juga akan meningkatkan angka RLS kita. Apalagi bupati terpilih adalah mantan Kepala Dinas Pendidikan, jadi saya optimis beliau paham betul bagaimana menyelesaikan persoalan ini," tandasnya.
Di akhir pernyataan, Kang Yaya menegaskan bahwa kondisi 80 persen bangunan sekolah yang memprihatinkan ini harus menjadi perhatian serius semua pihak. Tanpa adanya langkah konkret dan sinergitas, kualitas pendidikan di Kuningan akan sulit berkembang.
BACA JUGA:Kabupaten Cirebon Gunakan Pertanian Modern