DEMA FITK UIN Siber Syekh Nurjati Gelar AI-YES 2024: Kolaborasi Pemuda ASEAN untuk Pendidikan Masa Depan

Jumat 13 Dec 2024 - 12:59 WIB
Reporter : Asep Deni Hamzah
Editor : Asep Deni Hamzah

CIREBON – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar The 1st ASEAN Islamic Youth Education Summit (AI-YES) 2024. Acara ini merupakan konferensi tingkat tinggi pertama di ASEAN yang berfokus pada pendidikan Islam dan kepemudaan dengan tema "Education for the Future: Addressing Cultural, Digital, and Religious Moderation through ASEAN Collaboration."

Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Laboratorium Terpadu UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan National Youth Council Indonesia (NYC).

Rijal Mahdi, Lc., M.A., Kepala Laboratorium Terpadu, menjelaskan bahwa konferensi ini menjadi wadah diskusi strategis mahasiswa pendidikan Islam ASEAN, khususnya dalam bidang kebudayaan, digitalisasi, dan moderasi beragama. “Delegasi yang hadir berasal dari berbagai kampus luar negeri seperti Al Madinah International University (Malaysia), Universiti Islam Sultan Sharif Ali (Brunei Darussalam), Fatoni University (Thailand), hingga Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah International Islamic University (Malaysia),” ujarnya.

BACA JUGA:Komnas Perempuan Ikut Kawal Kasus Dugaan Pelecehan Seksual di DPRD Kabupaten Cirebon

Ketua DEMA FITK UIN Siber Syekh Nurjati, Miftahul Rizqi, mengungkapkan bahwa AI-YES 2024 terdiri atas dua sesi utama, yakni seminar internasional dan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion). Dalam seminar internasional, hadir dua pembicara utama: Prof. Dr. Elsayed Mohamed Salem Alawadi (MEDIU, Malaysia) dan Prof. Dr. Hashim Hassan Hashim (International University of Africa, Sudan). Sedangkan FGD menghadirkan Fauzul Azhim Bin Fakhrurazi, Presiden SEA Youth Community.

Prof. Elsayed menyampaikan bahwa pendidikan di ASEAN dapat berkembang pesat melalui sinergi antara inovasi teknologi, nilai budaya lokal, dan prinsip keberagaman. “Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil akan menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan progresif,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Hashim menyoroti pentingnya integrasi budaya dalam kurikulum, literasi digital, pengembangan platform pendidikan daring, dan penerapan nilai toleransi dalam pendidikan. “Kerja sama lintas sektor dan pendanaan regional akan menjadi kunci keberhasilan,” tambahnya.

Dalam forum ini, dideklarasikan pembentukan Komunitas Mahasiswa Pendidikan Islam ASEAN (ASEAN Islamic Youth Education Society), yang bertujuan untuk memperkuat peran pemuda dalam isu-isu pendidikan Islam di kawasan. Fauzul Azhim, salah satu inisiator komunitas, mendorong pemuda ASEAN untuk memanfaatkan teknologi digital dan peluang penelitian demi menyelesaikan tantangan bersama seperti perubahan iklim dan pendidikan inklusif.

Nurul Abiyana, delegasi dari UNISHAMS Malaysia, menyatakan bahwa forum ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat peran generasi muda. “Forum ini tidak hanya sebagai tempat berdialog, tetapi juga untuk memperkuat solidaritas dan kesadaran identitas ASEAN,” katanya.

Hal senada diungkapkan Novi Puspitasari, mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati, yang berharap forum ini dapat menjadi ruang kolaborasi kreatif dan inovatif pemuda ASEAN. “Ini adalah langkah nyata untuk mendukung kerja sama regional dalam menghadapi tantangan global,” pungkasnya.

AI-YES 2024 diharapkan menjadi awal dari kerja sama yang lebih erat antarnegara ASEAN dalam membangun pendidikan Islam yang relevan, inklusif, dan kompetitif di era modern. (*)

 

Kategori :

Terpopuler

Minggu 12 Jan 2025 - 21:35 WIB

Jalan Santai Berhadiah Mobil

Minggu 12 Jan 2025 - 20:21 WIB

Ikut Ajang Internasional

Minggu 12 Jan 2025 - 19:31 WIB

Pro dan Kontra tentang Childfree

Minggu 12 Jan 2025 - 19:29 WIB

Beristirahat