Apakah mungkin sekarang zaman keterusterangan. Berbicara bisa apa saja, tentang saja dan terserah pembiacara penggunaan bahasanya. Padahal bahasa adalah kesepakatan.
Oleh karena itu, lisan perlu dikendalikan dengan hati. Hatilah yang akan menjadikan bahasa santun. Kita harus tetap mengolah hati agar tetap menjaga ketidaktersakitkan hati orang lain. Tidak ada orang senang disakiti hatinya.
BACA JUGA:Hadirkan 14 Pedagang, Pemkab Cirebon Gelar GPM
“Barangsiapa ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya ketika ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah, dan hendaknya ia berperilaku kepada orang lain sebagaimana ia senang diperlakukan oleh orang lain.” (HR. Muslim, no. 1844). (*)
Cirebon, 1 Jumadil Akhir 1446/2 Desember 2024
* Guru Besar pada Fakultas Pendidikan dan Sains UGJ-Cirebon