CIREBON- Keberadaan transportasi umum atau angkutan kota (angkot) di Kabupaten Cirebon kian terpuruk.
Pemicunya, persaingan layanan transportasi berbasis aplikasi online.
Tidak sedikit jumlah penumpang angkutan konvensional pun megalami penurunan.
Salah satu sopir angkot di Cirebon, Joni (45), mengaku, kesulitannya dalam menarik penumpang sejak maraknya transportasi online.
BACA JUGA:Gandeng GMNI Cirebon Ajak Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih
“Sekarang untuk dapat lima penumpang saja sudah susah. Banyak yang lebih memilih pakai aplikasi karena lebih cepat dan bisa pesan dari mana saja,” kata Joni kepada Radar Cirebon, kemarin.
Menurutnya, ia dan rekan-rekan seprofesinya harus bersaing dengan layanan online yang menawarkan kemudahan, dan kenyamanan. Kondisi ini juga diperparah oleh kurangnya pembaruan dan perbaikan fasilitas angkutan umum.
“Akibatnya, pengguna jasa angkot cenderung beralih ke transportasi online yang lebih modern,” ungkapnya.
BACA JUGA:Ruben Amorim Langsung Pimpin Latihan Setan Merah, Resmi Gantikan Erik ten Hag
Sementara itu, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon, Mida Aftiani SPsi mengaku, banyak pengusaha angkot yang berharap layanan mereka bisa hidup kembali.
Namun, upaya untuk membangkitkan angkot sulit dilakukan.
“Dari sisi konsumen saat ini lebih nyaman menggunakan transportasi online"
"Mereka tidak perlu lagi menunggu di pinggir jalan untuk angkot lewat, cukup memesan melalui aplikasi di gadget masing-masing, dan kendaraan akan datang langsung ke lokasi penjemputan,” terangnya.
Kemudahan ini, kata Mida, menjadi tantangan bagi pengusaha angkot yang sulit bersaing dengan fleksibilitas dan kenyamanan yang ditawarkan oleh transportasi online.
BACA JUGA:Musim Hujan, BPBD Kabupaten Cirebon Belum Keluarkan SK Kesiapsiagaan Hidrometeorologi