Setelah zaman kemerdekaan atau tahun 1945, Bahasa Cirebon masuk dalam kategori Bahasa Cirebon modern yang hingga saat ini digunakan.
“Tim validator saat melakukan validasi terjemahan Bahasa Cirebon turut mempertimbangkan Bahasa Cirebon pasaran atau yang digunakan hari ini agar relevan dan mudah dimengerti oleh masyarakat saat ini,” ungkapnya.
Usai sepakat menggunakan bahasa Cirebon bagongan atau pasaran, beberapa kalimat pun sering mendapatkan perdebatan yang alot dalam menentukan penerjemahan yang dianggap lebih mewakili makna dari terjemahan Alquran.
Misalnya, pada pemilihan kata “Ing”. “Ing” dalam bahasa Cirebon bermakna “di” yang menunjukkan tempat.
Padahal, kata “ing” bukan hanya untuk menentukan tempat, namun juga bisa digunakan dalam kata kerja.
“Penggunaan kata ‘ing’ bisa menjadi objek dari subjek dalam kalimat; inilah pentingnya proses validasi dari beberapa ahli pada proses tersebut,” tukasnya.
Mukhtar menambahkan, saat ini sudah banyak penutur Bahasa Cirebon yang punah.
Bahkan, beberapa diksi dalam bahasa Cirebon tidak lagi ditemukan atau digunakan, bahkan hilang.
Untuk itu, dengan adanya Alquran Terjemahan Bahasa Cirebon, diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk mempertahankan budaya bahasa Cirebon di masyarakat. (apr/abd)