INDRAMAYU-Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) menghibahkan mesin produksi tusuk sate kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Krasak Kecamatan Jatibarang, baru-baru ini.
Penyerahan yang dilakukan di Aula Kantor Kuwu Krasak tersebut, dihadiri Pemcam Jatibarang, dosen dan mahasiswaTeknik Mesin Polindra, pengurus BUMDes, serta tokoh pemuda dan masyarakat Desa Krasak.
Dosen Teknik Mesin Polindra Emin Haris ST MEg mengatakan, pemberian bantuan atau hibah mesin produksi sujen atau tusuk sate adalah salah satu bentu program pengabdian kepada masyarakat (PKM) dari dosen bersama mahasiswa Polindra dari jurusan Prodi Teknik Mesin.
Karena selama ini, menurut Haris, tusuk sate menjadi salah satu komoditas unggulan dari Desa Krasak yang harus dikembangkan ke skala produksi yang lebih banyak, sehingga bisa meningkatkan produksi dan bisa memenuhi pasar yang lebih luas lagi.
BACA JUGA:Laporkan Relawan Eman-Dena
“Sudah berpuluh-puluh tahun masyarakat Krasak produksi tusuk sate secara manual, kita kembangkan menggunakan mesin yang jauh lebih cepat dan efesien dalam produksinya,” kata Haris.
Dijelaskannya, mesin produksi tusuk sate tersebut merupakan hasil karya mahasiswa Polindra, yang sebelumnya melakukan riset di lapangan berdasarkan permintaan masyarakat Desa Krasak.
Pada alat tersebut terdapat 4 mesin yang dijadikan satu kesatuan mesin produksi tusuk sate, mulai dari mesin pemotong, mesin pembelah, mesin pencetak, dan mesin penghalus.
“Kita berharap produksi meningkat, lebih banyak, sehingga bisa meningkatkan pendapatan BUMDes, terutama pendapatan masyarakat Desa Krasak,” ujarnya.
BACA JUGA:Peringatan Hari Santri Diwarni Lomba Nasi Liwet dan Ceramah
Senada dikatakan Sukroni ST MT sebagai dosen Teknik Mesin di Polindra. Menurutnya, dosen memiliki tiga fungsi yakni pengabdian, pendidikan, dan penelitian, program pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi.
Menurutnya, mesin produksi tusuk sate adalah salah satu hasil karya dari program PKM yang disesuaikan dengan kebutuhkan masyarakat di Desa Krasak.
“Kita memodernisasi pembuatannya yang sebelumnya manual ke mesin yang jauh lebih ringan dan bisa diproduksi dalam jumlah lebih banyak lagi, dengan bisa menekan biaya produksinya,” ujarnya.
Dia mencontohkan, biasanya untuk memproduksi satu tusuk sate itu bisa memakan waktu 3 sampai 5 menit. Dengan mesin produksi tusuk sate dalam satu detik bisa memproduksi 4 tusuk sate, sehingga tidak saja berdampak pada ongkos produksi namun harga jual pun bisa lebih rendah.
BACA JUGA:Bawaslu Kuningan Awasi Ketat Medsos Paslon Pilkada