INDRAMAYU-Dosen Prodi D3 Keperawatan Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) mendorong optimalisasi tenaga kesehatan dalam pencegahan penyakit berbasis lingkugnan (PBL).
Pelibatan tenaga kesehatan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam pencegahan PBL ini, dilakukan saat mengadakan program pengabdian kepada masyarakat (PKM) Polindra di Desa Sleman Kecamatan Sliyeg, pada 20 Juli lalu.
Ketua Pelaksana PKM, Ike Puspitaningrum didampingi anggota Sukma Diana Putri mengatakan, dalam program PKM yang mengambil tema “Optimalisasi Peran Kader Kesehatan dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Berbasis Lingkungan melalui praktik PHBS” itu, menyimpulkan bawah kebersihan lingkungan akan sangat berpengaruh kepada kesehatan manusia yang ada di sekitarnya.
Sehingga, lingkungan yang kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit atau yang biasa disebut dengan penyakit berbasis lingkungan (PBL), dapat dicegah dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
BACA JUGA:Kolaborasi Museum Nasional Indonesia dan Epson Indonesia Hadirkan Visual Baru
“Untuk mencegah PBL itu, kami berupaya mengoptimalkan peran kader kesehatan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang PHBS,” ujar Ike, Kamis (17/10)
Menurut Ike, kurangnya pengetahuan dan literasi informasi kesehatan terkait praktik PHBS, dan masih belum optimalnya peranan kader kesehatan melakukan upaya promosi kesehatan terkait praktik PHBS untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular berbasis lingkungan masih menjadi kendala untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular berbasis lingkungan.
Sehingga melalui PHBS menjadi langkah penting untuk mencegah PBL. Namun, lanjut Ike, dalam perjalanannya membutuhkan peranan dari para kader kesehatan secara masif memberikan edukasi dan praktik PHBS kepada masyarakat, agar berdampak positif dalam meningkatkan pengetahuan dan praktik PHBS khususnya pada ibu rumah tangga di Desa Sleman dalam upaya pencegahan PBL.
“Apa yang kami lakukan ini bisa menggugah kesadaran masyarakat terutama para ibu rumah tangga akan pentingnya penerapan PHBS di lingkungan keluarga,” kata Ike.
BACA JUGA:RAPA TIM KASEP sebagai Agen Transformasi Digital “Radar”
Dijelaskannya, sosialisasi PHBS yang dilakukan menggunakan poster, banner, booklet tentang PHBS dan praktik cuci tangan langsung, agar tercipta kualitas hidup yang lebih baik di dalam sebuah keluarga, sehingga dapat menurunkan angka kejadian PBL.
Sementara itu, Sukma Diana Putri mengatakan ada beberapa jenis Penyakit Berbasis Lingkungan (PBL) yang sering terjadi, seperti demam berdarah (DB), malaria, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), diare, tuberkulosis paru, penyakit kulit, cacingan, leptospirosis, dan filariasis. Faktor lingkungan, lanjutnya, menjadi salah satu yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
“Penyakit PBL itu bisa dicegah dengan praktik PHBS, yang dimulai dari lingkungan keluarga, terutama bagi ibu rumah tangga dapat mengaplikasikan PHBS dalam lingkup rumah tangga sehingga dapat mewujudkan kualitas hidup kesehatan keluarga,” paparnya.
Dengan edukasi dan praktik PHBS kepada kader kesehatan dan masyarakat di Desa Sleman Kecamatan Sliyeg diharapkan menyadari akan pentingnya kebersihan air yang digunakan untuk minum dan kegiatan mandi cuci kakus (MCK) serta tidak ada lagi genangan air yang mengandung larva nyamuk penyebab demam berdarah, sehingga bisa terwujudnya lingkungan sehat dan kehidupan yang berkualitas.
BACA JUGA:BPBD Kota Bogor Catat 20 Kejadian Bencana, Tanah Longsor Mendominasi