CIREBON- Kampus STID Al-Biruni Babakan Ciwaringin Cirebon menggelar acara bedah buku berjudul Fikih Kepemimpinan Politik Perempuan (FKPP) pada Selasa 15 Oktober 2024.
Buku tersebut ditulis Jamaluddin Mohammad, Roland Gunawan, Achmat Hilmi, dan Nur Hayati Aida.
Agenda ini merupakan kerjasama antara STID Al-Biruni, Rumah Kitab, JPPR (Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat), dan Bawaslu Kabupaten Cirebon, dihadiri sekitar 200 peserta. Yang terdiri dari ulama, tokoh masyarakat, akademisi, dan mahasiswa.
BACA JUGA: Jaga Cipta Kondisi Jelang Pilkada Serentak 2024, Polresta Kumpulkan Tokoh Agama Kabupaten Cirebon
Jamaluddin Muhammad sebagai pembicara pertama, membuka diskusi dengan menguraikan tinjauan historis dan teologis terkait peran perempuan dalam politik.
Ia menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan sudah ada sejak lama dalam sejarah Islam, dan menekankan pentingnya memperkuat partisipasi politik perempuan untuk mencapai kesetaraan yang lebih luas.
“Kepemimpinan perempuan bukanlah fenomena baru, melainkan bagian dari sejarah yang panjang dalam Islam,” kata Jamaluddin.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
Sementara, Fathan Mubarok dari JPPR sebagai pembahas kedua, mengungkapkan peningkatan keterwakilan perempuan di parlemen agar kebijakan yang dihasilkan dapat lebih adil dan merata bagi seluruh warga negara.
“Artinya, kebijakan mencerminkan keadilan yang lebih merata bagi seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Di tempat yang sama, Perwakilan Bawaslu Kabupaten Cirebon, Amir Fawaz memberikan pandanganya. Ia menekankan bahwa tanggungjawab untuk mendorong pencalonan perempuan dalam Pemilu ada di tangan pemerintah dan partai politik.
BACA JUGA:Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
“Maka, peran aktif partai politik dalam mengusung kandidat perempuan adalah kunci keberhasilan,” imbuhnya.
Pembicara terakhir, Dr Ainun Najib dari STID Al-Biruni, menyimpulkan, keterlibatan perempuan di parlemen tidak hanya memperkaya perspektif, tetapi juga menjadi elemen penting dalam menyelesaikan tantangan multidimensi yang dihadapi Indonesia saat ini.
“Kehadiran perempuan di ranah politik diperlukan untuk menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.