Penyidik gabungan Sudit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan masih mengembangkan kasus pembubaran paksa diskusi diaspora di Kemang, Jakarta Selatan.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, sejauh ini penyidik masih memeriksa sejumlah saksi. Salah satunya adalah saksi kunci yang berada di lokasi hotel saat pembubaran terjadi.
"Saat ini penyidik sedang melakukan pemeriksaan terhadap saksi kunci," kata Wira saat dihubungi wartawan, Rabu (2/10).
Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, saksi yang diperiksa berinisial JW. Dia berada di lokasi saat pembubaran terjadi.
BACA JUGA:Jokowi Terima Pensiunan Rp62,7 Juta/Bulan Seumur Hidup
"JW ini rekan dari pelaku, dia mengetahui dan ada di lokasi kejadian, tetapi yang bersangkutan tidak ikut dalam aksi kekerasan tersebut," kata Ade.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin membeberkan kronologi terjadinya pembubaran diskusi diaspora di Grand Kemang, Jakarta Selatan. Dalam peristiwa ini, massa yang tak dikenal bertindak anarkis memporakparandakan panggung, menyobek backdrop, mematahkan tiang mik, dan mengancam para peserta yang baru hadir.
Menurut Din, Acara itu dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di manca negara dengan sejumlah tokoh atau aktivis tentang masalah kebangsaan dan kenegaraan. Selain Din, hadir sebagai narasumber antara lain Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, Rizal Fadhilah, Sunarko, dan beberapa lainnya.
Din menyampaikan, sejak pagi hari sudah ada sekelompok massa menggelar orasi dari atas sebuah mobil komando di depan hotel. Namun, Din mengaku tidak mendengar jelas tuntutan massa.
BACA JUGA:Viral 'Tuak, Beer, Wine' Dapat Sertifikat Halal
"Tidak terlalu jelas pesan yang mereka sampaikan, kecuali mengeritik para narasumber yang diundang dan membela rezim Presiden Jokowi," kata Din.
Din melanjutkan, acara tidak sempat dimulai. Karena massa sudah bertindak anarkis terlebih dahulu dengan memasuki ruangan hotel, dan mengobrak-abrik seisinya. "Acara akhirnya dimulai dan diubah menjadi konperensi pers," imbuhnya. (jp)