Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dalam pidatonya di Sidang ke-79 Majelis Umum PBB, dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap terwujudnya negara Palestina yang merdeka.
Menurut Wang Yi, Palestina adalah ”luka terbesar” bagi hati nurani manusia, serta menegaskan bahwa cita-cita bangsa Palestina untuk mendirikan negara merdeka tidak boleh diabaikan.
”Cita-cita bangsa Palestina untuk mendirikan negara merdeka tidak boleh dihindari lagi, dan ketidakadilan historis yang diderita oleh rakyat Palestina tidak boleh diabaikan lagi,” ujar Wang Yi di Markas Besar PBB, New York, Sabtu (28/9).
Pada kesempatan itu, Wang Yi juga menyoroti pertempuran terbaru di Lebanon, di tengah konflik yang masih berlangsung di Jalur Gaza yang telah menyebabkan puluhan ribu korban. Pidato Wang Yi di hadapan peserta sidang ke-79 Majelis Umum PBB tersebut disampaikan di tengah serangan Israel yang semakin gencar terhadap daerah kantong Palestina yang terkepung sejak 7 Oktober 2023.
Serangan Israel di Gaza mengakibatkan kematian lebih dari 41.500 warga Palestina, sementara intensifikasi serangan udara Israel di Lebanon dalam beberapa minggu terakhir, dengan menargetkan permukiman dan pasar, juga menyisakan dampak yang signifikan. Salah satunya adalah kematian pemimpin kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah pada Jumat (27/9).
Sementara itu, dukungan senjata dan diplomatik yang berkelanjutan dari AS dan sekutunya telah turut melanggengkan serangan Israel di Gaza dan Lebanon selama hampir satu tahun. Dalam konteks ini, China menegaskan bahwa negara-negara tidak bisa menggantikan keadilan dengan kekuatan mereka, menekankan perlunya menghormati hak-hak rakyat Palestina serta menyelesaikan konflik tersebut dengan cara yang adil dan berkelanjutan.
Pernyataan tersebut menunjukkan keterlibatan China dalam isu penting ini, menggarisbawahi bahwa perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut membutuhkan upaya kolektif dari komunitas internasional. (antara/jpnn)