Melaksanakan salah satu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Program Studi DIII Kebidanan Cirebon mengadakan pengabdian masyarakat melalui program Remaja Cirebon Sehat Tanpa Anemia.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan remaja, meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri dalam pencegahan anemia, serta mempersiapkan mereka sebagai calon ibu di masa mendatang.
Tim Pengabdian yang terdiri dari bidan Lisnawati SST M Keb, bidan Rani Widiyanti SST M Keb, dan bidan Hj Entin Jubaedah SST M Keb melaksanakan kegiatan pengabdian di Baperkam RW 11 wilayah kerja Puskesmas Majasem beberapa waktu lalu.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Puskesmas Majasem, penanggung jawab Posyandu remaja bidan Rina SST, serta lima orang kader. Jumlah peserta mencapai 30 orang remaja putri berusia di atas 15 tahun.
Dalam sambutannya, Kepala Puskesmas Majasem, dr. Suhandri Nurhidayat, berharap kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan rutin.
Menurutnya, remaja harus memiliki perilaku hidup sehat, status gizi yang baik, dan menghindari pernikahan dini.
“Hal ini untuk mencegah terjadinya stunting pada bayi yang akan dilahirkan nanti,” jelasnya.
Perwakilan Tim Pengabdian Masyarakat dari jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, bidan Lisnawati, menjelaskan bahwa kegiatan ini diisi dengan pelatihan untuk lima remaja putri yang telah dipilih oleh Puskesmas sebagai konselor teman sebaya.
Pemberian materi edukasi dilakukan bekerja sama dengan tiga mahasiswa PIK/R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kampus Cirebon.
Selanjutnya, kelima remaja yang telah dilatih sebagai konselor memberikan edukasi kepada tim kecil, di mana satu konselor remaja mengedukasi lima remaja putri lainnya.
“Edukasi yang diberikan menggunakan media video animasi dan permainan monopoli anemia remaja, yang terdiri dari tiga materi: gizi seimbang, kesehatan reproduksi remaja, dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah,” terangnya.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner pre-test dan post-test untuk menilai pengetahuan dan sikap remaja dalam pencegahan anemia.
Pada kegiatan ini, peran mitra antara lain adalah menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengaktifkan kembali kegiatan posyandu remaja. Selain itu, mitra juga terlibat dalam pelaksanaan program sebagai fasilitator dalam melatih tim konselor teman sebaya.
Dengan penerapan program ini, terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang pencegahan anemia.
“Konseling teman sebaya dapat dijadikan metode alternatif untuk memberikan edukasi, khususnya tentang pencegahan anemia dan pemberdayaan remaja putri melalui pembentukan konselor teman sebaya yang berkomitmen untuk mengaktifkan kegiatan posyandu remaja,” pungkasnya. (apr/opl)