CIREBON-Batik Ciwaringin telah dilirik oleh seorang turis asal Eropa. Pecinta sejarah itu, kagum dengan proses pembuatan Batik Ciwaringin yang menggunakan bahan alami dari tumbuh-tumbuhan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon, Drs H Abraham Mohammad MSi mengatakan, turis bernama Miss Sarah itu menjajaki berbagai provinsi dan daerah di Indonesia, berkaitan tentang kearifan lokal, khususnya soal batik.
Saat diperlihatkan Batik Ciwaringin, lanjut Abhram, Miss Sarah sangat antusias karena berbeda dengan daerah lain. Yakni masih tetap menjaga kelestarian pembuatan batik, yang bahan bakunya dari tumbuh-tumbuhan.
Bahkan, turis asal Republik Ceko juga bakal mempromosikan Batik Ciwaringin tersebut ke Negaranya. “Sempat kunjungan ke lokasi di Ciwaringin, beliau sangat antusias sekali dan nanti kita dapat undangan balik dari negara Ceko untuk mempromosikannya,” ujar Abraham.
BACA JUGA:Penguatan Perempuan, Jalin Sinergi dalam Majukan Daerah
Saat Miss Sarah masih berada di Kabupaten Cirebon, Abraham sempat memperlihatkan Batik Ciwaringin di Museum Cakra Buana. Setelah melihat dengan seksama, sang pecinta sejarah itu menyampaikan ketertarikannya dan mengapresiasi Batik Ciwaringin.
“Beliau sangat tertarik. Ya, mungkin karena dia modeling juga. Untuk promosi, nanti ada feed back-nya, kita bisa diundang ke Republik Ceko. Cuma disini dari sisi pemasaran agak berat karena harganya beda dengan batik yang instan,” kata Abraham.
Dijelaskannya, ketertarikan Miss Sarah bermula dari promosi yang dilakukan melalui jejaring sosial seperti Instagram, Tik-Tok dan lainnya. Motif-motif Batik Ciwaringin yang diupload di media sosial tersebut sama seperti batik-batik pada umumnya seperti motif liris, mega mendung dan lainnya.
“Biasanya kan batik cap, batik tulis kan bahannya ada yang memakai zat kimia. Tapi Batik Ciwaringin tidak, semuanya dari tumbuh-tumbuhan. Contoh, warna merah itu dari kayu mahoni,” paparnya.
BACA JUGA:Komitmen Dukung Pengembangan Olahraga
Menurut Abraham, Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah yang masih melestarikan pembuatan batik dari bahan alami, yakni Batik Ciwaringin. Hal itu berbeda dengan proses pembuatan batik di daerah lainnya yang masih menggunakan bahan campuran dari zat kimia. (cep/opl)