BACAKORAN.CO - Akhir-akhir ini beberapa fenomena alam sering terjadi di semua belahan dunia. Salah satunya terjadi di Gurun Sahara.
Diketahui, Gurun Sahara merupakan gurun terbesar di dunia. Baru-baru ini, wilayah tersebut dilanda hujan lebat yang mana fenomena alam ini tidak biasa terjadi di sana.
Fenomena turunnya hujan di Gurun Sahara ini telah menjadi pusat perhatian para ilmuan dan mencoba untuk memahami penyebab di balik peristiwa ini.
Para ilmuan menghubungkan banjir hujan di Sahara dengan kondisi musim badai Atlantik yang tenang.
BACA JUGA:Harga Rajungan Anjlok, Penghasilan Nelayan Citemu tak Menentu
Curah hujan yang tidak biasa telah menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Afrika Utara, termasuk Sahara yang biasanya sangat kering.
Meskipun curah hujan di Sahara tidak sepenuhnya tidak biasa, namun sebagian besar wilayah Gurun itu terendam, menyebabkan dampak yang signifikan.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa fenomena ini mungkin merupakan bagian dari fluktuasi iklim alami Bumi.
Sementara yang lain percaya bahwa ini adalah hasil dari perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia. Namun, jawaban pasti masih belum pasti dan masih dalam penelitian lebih lanjut.
BACA JUGA:Ruas Jalan Desa Sukra- Bogor Kini Sudah Dilakukan Betonisasi
Perubahan iklim yang terjadi di wilayah gurun Sahara kemungkinan terkait dengan kondisi musim badai Atlantik yang kurang aktif.
Meskipun musim badai tahun ini awalnya diprediksi akan aktif karena suhu laut yang tinggi, namun hingga saat ini, musim badai Atlantik terbilang tenang.
Kondisi ini menyebabkan gelombang atmosfer biasanya di atas Samudra Atlantik Utara bergeser ke utara, di atas wilayah utara Sahara.
Meskipun model iklim sebelumnya memperkirakan pergeseran Zona Konvergensi Intertropis (ITCZ) ke utara karena pemanasan laut dan udara yang lebih hangat, para ilmuwan masih belum sepenuhnya mengerti mengapa hal ini terjadi sekarang.
BACA JUGA:Libur Panjang, Perjalanan Whoosh Meningkat Tajam, Ada Tiket Masuk Wisata Gratis
Pergerakan ITCZ yang mencakup jalur normal juga telah mengubah pola hujan di wilayah Afrika Utara, termasuk Sahara.
Efek dari pergeseran hujan ke utara adalah bahwa hujan jatuh di wilayah yang jarang terjadi sebelumnya, termasuk bagian-bagian Sahara yang biasanya sangat kering.
Gelombang atmosfer juga dipindahkan ke utara, memberikan tambahan energi bagi pembentukan badai tropis dan badai di wilayah tersebut.
Meskipun puncak musim badai Atlantik diperkirakan terjadi pada pertengahan September, jeda musim bukanlah jaminan bahwa badai kuat dan berbahaya tidak akan terjadi.
BACA JUGA:Puluhan Paket Perbaikan Jalan Dikebut, Ada Pembangunan Drainase dan Jembatan
Para ilmuwan terus memantau perubahan iklim dan cuaca di wilayah gurun Sahara serta musim badai Atlantik.
Dalam kesimpulan, banjir hujan di Sahara adalah fenomena yang menarik dan membingungkan para ilmuwan.
Perubahan iklim yang terjadi di wilayah tersebut menyoroti pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang hubungan antara aktivitas manusia dan fluktuasi iklim alami Bumi.
Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui peran yang dimainkan oleh faktor-faktor ini dalam perubahan cuaca ekstrem di seluruh dunia.
BACA JUGA:Gangguan Aliran Listrik Terjadi di Bima dan Kalikoa, Begini Penjelasan PLN
Demikian informasi terkait terjadinya fenomena alam di Gurun Sahara yang baru-baru ini diguyur hujan lebat. (*)