INDRAMAYU- Untuk mengatasi serangan hama tikus, Kelompok Tani (Poktan) Gambreng 1 Desa/Kecamatan Bangodua bersama para penyuluh pertanian setempat memasang rumah burung hantu (Rubuhan) di areal pertanian Blok Gambreng, kemarin.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Wilayah Binaan Desa Bangodua, Sugianto mengatakan, pemasangan rumah burung hantu merupakan upaya dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu untuk mengatasi secara efektif serangan hama tikus selain melakukan gerakan gropyokan tikus yang rutin dilakukan petani.
“Sebenarnya di setiap desa sudah dipasang semua, dengan dibimbing oleh PPL wilayah desa masing-masing,” ujar Sugianto pada Rabu 5 September 2024.
BACA JUGA:Belum Ada Tanda Terima Soal LHKPN, 3 Paslon Belum Penuhi Persyaratan
Sebelum pemasangan Rubuhan, para penyuluh bersama kelompok tani memastikan terlebih dulu lokasi yang akan dipasang Rubuhan, dan memastikan bahwa di lokasi tersebut terdapat burung hantu yang beraktivitas sehingga ketika pasang Rubuhan akan menjadi tempat hinggap dan sarang burung hantu saat mencari mangsa.
“Kita pastikan, setelah pasti ada burung hantu yang jadi predator alami tikus, langsung dipasang di titik itu," kata Sugianto.
Dia berharap, dengan dipasangnya Rubuhan bisa menjadi sarang burung hantu dan bisa atasi serangan hama tikus terhadap tanaman padi milik petani.
BACA JUGA:Rieke Diah Pitaloka Curhat ke Paus Fransiskus soal Kasus Timah yang Merugikan Negara Rp300 Triliun
“Karena burung hantu setiap harinya bisa mangsa tikus sebanyak 5-7 ekor, ini cukup efektif mengendalikan tikus secara alami, dan kita selalu edukasi petani bahaya menggunakan listrik, kita sarankan rutin lakukan gropyokan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Poktan Gambreng 1 Sutarman berharap, dengan pemasangan Rubuhan bisa membawa hal yang baik terhadap hasil panen petani, dan serangan hama tikus bisa berkurang.
BACA JUGA: 1.700 Hektare Lahan Sawah Potensi Terdampak Kekeringan, Pemkab Siapkan Solusi Pompanisasi
Pihaknya juga turut serta memberikan arahan kepada petani baik yang tergabung dalam Poktan Gambreng 1 dan tidak menggunakan jebakan listrik untuk lindungi tanaman padinya dari serangan tikus, yang bisa membahayakan petani itu sendiri.
“Kami pastikan di sekitar ada burung hantunya, ke masyarakat juga yang biasa berburu burung hantu pada malam hari jangan menangkap atau menembak burung hantu sebagai sasaran buruannya,” ujarnya.