Maraknya Kasus Bunuh Diri
Ilustrasi pencegahan bunuh diri.-istimewa-
Oleh: Novi Maria Yulianty SPd*
SAAT ini, mendengar orang meninggal karena bunuh diri, sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Zaman dulu mungkin tindakan bunuh diri adalah hal yang jarang dan sangat mengerikan.
Tapi, berbeda dengan zaman sekarang. Apalagi sekarang budaya orang Korea sudah masuk ke Indonesia. Berita-berita tentang artis Korea yang bunuh diri juga sudah menjadi hal yang sangat biasa.
Berikut berita kasus bunuh diri tahun ini. Di tanggal 12 Agustus 2024 lalu, kota Semarang digegerkan dengan kasus ditemukannya jenazah seorang calon dokter spesialis di kamar kostnya. Penemuan jenazah itu sedang terus diinvestigasi dan diduga bunuh diri karena perundungan yang dialaminya.
Ada juga anak SMP (16 tahun) di Lampung yang bunuh diri di rumahnya. Ada juga sorang pria di Sidoarjo (25 tahun) bunuh diri karena depresi 2 tahun tidak mendapat pekerjaan. Ada mahasiswi di Jambi (21 tahun) bunuh diri dengan lompat dari lantai 12 karena depresi.
Akhir tahun lalu, ada kasus bunuh diri yang dilakukan seorang guru bersama istri dan 1 anaknya. Ternyata setelah diselidiki, motifnya adalah karena si suami mempunyai hutang puluhan juta rupiah dan depresi karena tidak bisa membayarnya.
Kasus ini menjadi viral di salah satu akun instagram. Ribuan netizen berkomentar. Ada yang berkata, "Aduh kok pikirannya pendek." Yang lain berkomentar, "Kasihan anaknya ga ngerti apa-apa kok ikut disuruh minum racun."
Ada salah satu warganet yang berkomentar positif: "Tahun lalu saya juga punya hutang ratusan juta. Sempat terpikir mau mengakhiri hidup. Tapi saya kasian sama anak-anak dan orang tua. Jadi saya istighfar. Ketika orang lain gak sholat, saya tetep sholat lima waktu, sholat tahajud, dan puasa. Alhamdulillah hutang saya akhirnya lunas juga dengan bantuan Allah."
BACA JUGA:31 Santri Ikuti Imtihan dan Khotmil Quran
Saya membaca komentar itu jadi terenyuh juga. Kita harus punya iman kuat dan pikiran yang panjang jika mengalami masalah. Faktor risiko yang dapat menambah kemungkinan terjadinya tindakan bunuh diri yaitu:
1. Status Perkawinan
Tingkat bunuh diri seseorang yang masih sendiri adalah dua kali lipat dibanding orang yang menikah. Bercerai, berpisah atau seorang janda memiliki kecenderungan empat kali sampai lima kali lebih besar dari mereka yang menikah.
2. Jenis Kelamin