Mahasiswa Universitas Majalengka Adakan Program Dashat, Program Untuk Tekan Angka Stunting

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Majalengka (Unma) berkolaborasi dengan TPPS Desa Koreak, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, mengadakan program Dashat.-dokumen -tangkapan layar

“Dulu, kata ibu-ibu, anak-anak tidak terbiasa makan makanan seperti itu. Sekarang mereka mulai terbiasa, karena ibu sering menghindari makanan yang tidak disukai anak. Padahal, makanan yang bervariasi penting untuk perkembangan anak,” jelas Widya.

BACA JUGA:Pasangan Lucky -Syaefudin Siap Dideklarasikan

Di Desa Koreak, beberapa anak tidak makan nasi sehingga harus diberikan sumber karbohidrat pengganti selain kentang. Menu makanan harus sesuai dengan kebutuhan dan usia balita.

“Semua menu telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Contoh menu makanan PMT antara lain rice bowl, ikan, kentang, puding srikaya, telur, dan lain sebagainya,” tambah Widya.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Umar Dani SP MP menambahkan bahwa kolaborasi antara TPPS Desa Koreak dan mahasiswa KKN-T Universitas Majalengka (Unma) menunjukkan hasil yang signifikan.

BACA JUGA:Parpol Non Parlemen Bicara Peluang Usung Calon di Pilbup Cirebon

“Hal ini didukung oleh adanya tenaga ahli dan pelatihan untuk ibu-ibu. Berbeda dengan saat memasak sendiri, ibu-ibu belajar tentang takaran dan teknik yang tepat. Kami memberikan penyuluhan yang mudah dipahami oleh ibu-ibu,” tambah Umar.

Umar mengatakan bahwa program kerja utama ini sesuai dengan program pemerintah untuk menekan angka stunting.

Mahasiswa juga membantu meringankan pekerjaan ibu-ibu dalam penyediaan PMT dan penyelesaian kasus stunting.

BACA JUGA:Putusan MK: Kejutan Jelang Pendaftaran Paslon Pilkada 2024
Ketua TPPS, Elis Sulistiana, menyebutkan bahwa hasil kegiatan PMT dari kolaborasi ini menunjukkan hasil yang signifikan.

Dari 22 anak yang mengalami stunting, 17 mengalami kenaikan berat badan, 4 anak berat badannya tetap, dan 1 anak mengalami penurunan berat badan.

"Dari segi efisiensi waktu, berkolaborasi dengan mahasiswa KKN-T Universitas Majalengka (Unma) membuat proses lebih cepat.

BACA JUGA:Wahid, Penjual Kupat Tahu yang Kini Jadi Anggota DPRD Kota Cirebon

Misalnya, pembuatan PMT yang biasanya memakan waktu 3 jam, kini hanya memerlukan 1 jam,” ungkap Elis.

Elis mengaku bahwa mahasiswa KKN-T Unma mampu berbaur dengan masyarakat dan perangkat desa dengan baik.

Tag
Share