Buntut Tabrakan Kapal di LCS

Foto udara yang diambil pada 12 Mei 2024 ini memperlihatkan sejumlah kapal Penjaga Pantai China (CCG) berlayar saat pelatihan di Laut China Selatan. -ist-radar cirebon

Buntut dari kasus tabrakan kapal di LCS telah menimbulkan ketegangan antara Filipina dan China. Filipina mengancam akan mengajukan langkah hukum di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut Juru Bicara Dewan Maritim Nasional Alexander Lopez, Manila berencana mengajukan kasus tersebut, dengan tudingan bahwa China melanggar hukum internasional.

"Kami sedang mencermatinya, terutama bagian dari Penjaga Pantai, karena mereka lebih tahu," kata Lopez, seperti dilaporkan Manila Times pada Selasa (20/8).

Dalam upaya mengatasi situasi ini, Lopez meminta China untuk menahan diri dari tindakan agresif, serta mematuhi ketentuan hukum internasional. Tabrakan yang terjadi pada Senin (19/8) dengan kapal-kapal China dituduh sebagai manuver yang melanggar hukum dan agresif di dekat terumbu karang di LCS.

BACA JUGA:Sawah di Singkup Kekeringan

Minggu lalu, Manila mengajukan protes diplomatik kepada Beijing atas apa yang disebutnya "manuver berbahaya" di LCS, perairan yang disengketakan.

Manila mengatakan pesawat militer China menjatuhkan suar di jalur pesawat Angkatan Udara Filipina yang terbang di atas Dangkalan Scarborough.

Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian kemudian mendesak Manila untuk segera menghentikan "kegiatan pelanggaran dan provokasi" di Huangyan Dao atau Dangkalan Scarborough--menurut penyebutan Filipina.

China mengklaim sebagian besar LCS, termasuk Dangkalan Sabina, yang terletak 140 kilometer di sebelah barat Pulau Palawan, Filipina.

BACA JUGA:1.200 Personel Gabungan Terlibat Operasi Mantap Praja Lodaya

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kembali meminta agar Amerika Serikat (AS) tidak ikut campur terkait tabrakan kapal penjaga pantai Tiongkok dan Filipina di Laut China Selatan.

"AS harus berhenti memicu konfrontasi di Laut China Selatan, dan berhenti mengganggu stabilitas kawasan serta meningkatkan ketegangan di kawasan perairan tersebut," kata Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, China pada Selasa.

Pada Senin (19/8), dini hari terjadi dua tabrakan antara kapal penjaga pantai China dan penjaga pantai Filipina.

Kejadian tabrakan itu berdekatan dengan Xianbin Reef atau Sabina Shoal atau disebut Beting Sabina di Kepulauan Spratly yang masuk dalam wilayah perairan sengketa kedua negara di Laut China Selatan.

Tag
Share