Program Pertanian Masuk Sekolah, Siswa SMPN 3 Sliyeg Dibekali Ilmu Pertanian

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu bersama para guru dan siswa SMPN 3 Sliyeg foto bersama seusai mengikuti kegiatan pertanian masuk sekolah di Balai Benih dan Pembenihan Hortikultura Indramayu.-dokumen -tangkapan layar

INDRAMAYU– Untuk mengembangkan potensi pertanian di Kabupaten Indramayu agar terus beregenerasi, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu mengenalkan sektor pertanian pada siswa SMPN 3 Sliyeg, kemarin.

Bertempat di Balai Benih dan Pembibitan Hortikultura Indramayu, Kecamatan Jatibarang, para siswa diberikan materi terkait sektor pertanian di Kabupaten Indramayu, termasuk cara bertanam.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu Drs H Sugeng Heryanto MSi mengatakan, sesuai arahan dari bupati Indramayu, pihaknya berkolaborasi dengan kepala sekolah untuk mengenalkan pertanian masuk sekolah (PMS) di Kabupaten Indramayu.

BACA JUGA:Amalkan Dasa Darma Pramuka, SDN Bima Bagikan Ratusan Nasi Kotak

Program ini, lanjut Sugeng, bertujuan untuk mengembangkan generasi-generasi muda di Kabupaten Indramayu, semenjak belia dibekali ilmu pertanian. 

“Indramayu adalah daerah pertanian, sehingga  jangan sampai kekurangan sumber daya manusia (SDM), harus ada generasi-generasi yang dididik untuk meneruskan sektor pertanian di Kabupaten Indramayu,” ujar Sugeng. 

Sementara itu, Kepala SMPN 3 Sliyeg Komariah MPd mengatakan, kedatangannya ke Balai Benih dan Pembenihan Hortikultura Indramayu bentuk implementasi kurikulum merdeka dengan projek penguatan profil pelajar pancasila yang mengambil tema kearifan lokal. 

BACA JUGA:Mahasiswa FEB UGJ Cirebon Dapat Sertifikat Kompetensi di Bidang Komputer Akuntansi

“Kearifan lokal di sektor pertanian, sehingga kami ambil sektor pertanian dengan ambil topik kebun spenega SMP tiga kebetulan kita punya kebun. Sehingga semua aktivitas P5  tersebut dilaksanakan di kebun,” ujarnya. 

Terkait dipilihnya pengenalan sektor pertanian, Komariah menyatakan, bermula dari rasa ke khawatiran setelah mendengar jumlah petani dari tahun ke tahun mulai berkurang, terutama di Desa Longok Kecamatan Sliyeg yang merupakan lokasi sekolah, dimana mayoritas orang tua siswa di SMPN 3 Sliyeg berprofesi sebagai petani.

“Ketika kami tanya apakah akan melanjutkan profesi orang tuanya, mereka menjawab enggan, padahal petani itu punya peranan penting,” tuturnya. 

BACA JUGA:Pemekaran Cirebon Timur, FCTM: Tinggal Dua Tahap Lagi

Komariah berharap, setelah dikenalkannya tentang sektor pertanian mulai dari jenis tanaman pangan dan tanaman hortikultura, serta dibekali dengan berbagai pelatihan cara bertani, banyak siswa yang tertarik di sektor pertanian, bisa melanjutkan profesi orang tuanya menjadi petani muda. 

“Pengetahuan terkait tanaman semakin bagus terutama tahu jenis tanaman di tempat tinggal, bisa menumpuhkan rasa minat mereka terhadap bidang pertanian, dan meneruskan bidang pertanian, sehingga isu terkait kelangkaan petani teratasi, jadi petani muda modern yang sukses,” harapnya.

Tag
Share