Fakta Tentang Nyamuk Ber-Wolbachia

Ilustrasi nyamuk ber-wolbachia--

BACA JUGA: Indeks HAM Pemerintahan Jokowi Turun, Tahun 2023 di Angka 3,2

Setelah melalui serangkaian proses penelitian, pelepasan perdana telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dilakukan pertama kali pada tahun 2014 lalu di empat padukuhan kecil di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Sleman. Dengan demikian, sudah hampir 10 tahun sebagian masyarakat Yogyakarta hidup dengan nyamuk ber-Wolbachia.

Peneliti utama riset nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta Profesor Adi Utarini menyebut, nyamuk ini memang bisa menurunkan gejala demam berdarah hingga menurunkan risiko terpapar. Tapi di luar itu, ada juga efek lain yang bisa dialami manusia karena gigitan nyamuk ber-Wolbachia.

1. Gatal
Selayaknya gigitan nyamuk pada umumnya, rasa gatal akan muncul saat Anda digigit nyamuk Wolbachia. Rasa gatal biasanya muncul di area bekas gigitan. Namun, tak semua orang bakal merasa gatal setelah digigit nyamuk ini. Ada juga orang-orang yang tidak merasakan gatal sama sekali.

2. Bentol
Selain gatal, bentol di bekas gigitan juga bisa dialami. Namun, sama dengan efek gatal, bentol ini juga bisa saja tidak muncul. Jika selama ini Anda tidak pernah mengalami efek apa pun saat digigit nyamuk, maka hal itu juga akan berlaku saat digigit nyamuk ber-Wolbachia.

BACA JUGA:Sekda Gus Mul, Pegang Kendali Sementara Kota Cirebon

3. Bintik kemerahan
Bintik kemerahan bisa muncul di area bekas gigitan nyamuk ber-Wolbachia. Tapi sama dengan gatal dan bentol, efek ini juga bisa saja tidak muncul sama sekali. Masyarakat diimbau untuk tidak khawatir akan gigitan nyamuk Wolbachia. Pasalnya, bakteri Wolbachia tak akan bisa tumbuh dan berkembang biak di tubuh manusia.

Bagi masyarakat awam yang sudah mengetahui manfaat pengembangbiakan nyamuk ber-Wolbachia, mari kita dukung program pemerintah ini agar angka kematian akibat penyakit DBD bisa turun. (*)

Penulis adalah Guru SD di SD Kristen Terang Bangsa Cirebon

Tag
Share