Jangan Titip Anak pada Gawai

Peringatan Hari Anak Nasional 2024.-Kementerian PPA-

BACA JUGA:Mepet Gerindra, Asep Makin Pede Dampingi Ayu di Pilbup Cirebon 2024

Penggunaan gawai mampu merevolusi cara berfikir, berinteraksi, belajar, dan pola menjalankan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut mengakibatkan sering terjadi perbedaan dengan lingkungan nyata secara umum.

Perilaku dan karakter yang terbentuk bukanlah pengaruh dari orang tua dan lingkungannya, namun merupakan pengaruh dari konten yang dilihat dan dengan siapa sering berkomunikasi di alam digital.

Nilai-nilai yang dianutnya bukanlah karena pengajaran dari keluarga, lingkungan, dan sekolahnya, melainkan mengikuti trand dan dinamika dalam alam digital. 

Dengan demikian posisi anak sangatlah rentan terlibat pada hal-hal negatif yang ada di alam digital, baik menjadi pelaku maupun korban.

BACA JUGA:Hadir di Hari Jadi PGM Kota Cirebon, Fitria Bantah Berpolitik

Terdapat berbagai macam perilaku negatif di dunia maya yang rentan melibatkan anak-anak. Hasil pemetaan Menko polhukam menunjukan bahwa 2% atau 80.000 pelaku judi online adalah anak dengan usia dibawah 10 tahun. 

Data UNICEF menunjukan 45% anak berusia 14-24 tahun mengalami perundungan berbasis cyber (cyberbullying). Bahaya kebocoran data anak, child sexual abuse material, dan masih banyak yang lainnya. Bahaya dari kejahatan tersebut bisa datang kapan saja, menyerang mentalitas anak dan berefek Panjang.

KEMBALI JADI ORANG TUA

Anak-anak sekarang merupakan generasi yang lahir berkembang di era digital dan terekspos informasi digital secara terus menerus, Marc Prensky menyebutnya dengan istilah digital native. 

BACA JUGA:Pemilih Pemula Diberi Ilmu Identifikasi Hoax Dan Hak Dalam Pemilu

Dunia yang dihadapi lebih luas dan tidak mengenal batas teritori, lebih beragam tidak terbatas ras dan bangsa, lebih mudah dengan kecepatan teknologi, tapi juga lebih terjal karena banyak jenis kekerasan dan kejahatan yang berkembang didalamnya. Dunia model ini merupakan tuntutan zaman yang tidak bisa dihindari siapapun, termasuk anak-anak kita.

Oleh karena itu, jangan biarkan anak menghadapinya sindiri. Mereka membutuhkan sosok yang selalu ada disampingnya untuk mendukung, bersandar, mengarahakan, dan melindunginnya.

Sejatinya anak membutuhkan dukungan dan apresiasi dari lingkungannya dalam melakukan hal apapun sebagai penguat mentalitasnya yang sedang berkembang.anak juga membutuhkan tempat bersandar untuk mengadu dan berkeluhkesah prihal apa saja yang sedang dialaminya. 

Sesekali anak juga butung arahan agar tidak terjerumus dalam hal negatif. Selain itu, anak juga sangat membutuhkan sosok yang selalu melindunginnya dari segala masalah dan ancaman yang muncul.

Tag
Share