Jangan Titip Anak pada Gawai
Peringatan Hari Anak Nasional 2024.-Kementerian PPA-
Oleh: Hannah Nur Jannah*
GAWAI atau gadget telah menjadi benda paling dekat dengan manusia, bahkan lebih dekat dari keluarga sendiri. Unsur kebaruan yang dimiliki gawai membuat pengguna semakin dekat, nyaman dan ketergantungan.
Fungsinya mampu secara terus-menerus menggantikan fungsi-fungsi yang lainnya, baik benda maupun manusia, baik teknikal maupun emosional. Sehingga posisi gawai sudah sangat melekat dengan kehidupan.
Realitas saat ini, tidak sedikit orang tua yang memfasilitasi anaknya dengan gawai. Gawai seakan menjadi benda yang wajib dipegang anak sejak pemberlakuan sistem pembelajaran jarak jauh akibat Covid 19.
BACA JUGA:DPPKBP3A Bikin Bangga Pj Bupati Kuningan, Sukses Raih 8 Penghargaan Harganas
Bahkan tidak sedikit orang tua yang memberikan gawai pada anaknya yang masih balita (di bawah lima tahun).
Bagi sebagian orang tua, pemberian gawai pada anak merupakan solusi dari berbagai problem yang muncul dari anak kususnya balita.
Gawai dianggap bisa meringankan beban sebagai orang tua dan meminimalisir stres akibat harus membagi waktu antara mengasuh anak dan pekerjaan.
Sayangnya, banyak orang tua yang tidak melakukan control, baik dari konten maupun durasinya. Seakan sudah percaya bahwa gawai bisa menjadi teman bermain dan pengasuh anak yang baik.
BACA JUGA:Informa Perkenalkan Tren Baru 2024 di Semarak HUT Ke-20
Sampai di sini, gawai sudah menjadi tempat penitipan anak, perannyapun sudah menggantikan peran orang tua.
Dalam kasus ini, orang tua hanya berperan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya saja seperti makan dan pembiayaan yang lainnya.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan lingkungan yang nyaman, pengembangan emosi social dan kognitif, serta arahan dan panduan kehidupan semuanya diperankan oleh gawai.
Jika memang sudah demikian maka hubungan antara orang tua dan anak sudah hilang keintimannya, yang tinggal hanya formalitasnya saja.