Menjadi Pribadi Positif

ilustrasi--

Oleh: Mukhammad Alwani*

DI dunia yang serba kompleks ini, rumah merupakan tempat perlindungan dan keamanan bagi banyak individu. Namun, sayangnya, tidak semua rumah memiliki fondasi yang kokoh.

Broken home, sebuah istilah yang menyiratkan kondisi di mana sebuah keluarga mengalami perpecahan atau ketidakstabilan yang cukup serius, menjadi realitas yang dihadapi oleh banyak orang di seluruh dunia.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik Indonesia, sepanjang 2023 terdapat 463.654 kasus perceraian di Indonesia.

BACA JUGA:Koperasiku Sejahteraku

Broken home bukan hanya sekadar istilah statistik. Ini adalah kisah nyata yang penuh dengan kepedihan, ketidakpastian, dan tantangan.

Bagi anak-anak, broken home sering kali berarti kehilangan kestabilan emosional dan psikologis yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat.

Mereka mungkin harus menghadapi konflik yang konstan antara orang tua mereka, kehilangan rasa keamanan, atau bahkan menjadi saksi dari perceraian yang menyakitkan.

Sering anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan broken home cenderung lebih dekat dan lebih sering berinteraksi dengan ibu mereka daripada ayah mereka.

BACA JUGA:Lesda Tegaskan Cari Pemimpin yang Banyak Duit

Hal ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk peran tradisional yang masih kuat di banyak budaya di mana ibu lebih sering bertanggung jawab atas perawatan harian anak-anak, serta realitas praktis bahwa di banyak kasus, ibu menjadi orang yang memegang peran utama dalam mengasuh anak-anak setelah perceraian.

Indonesia menjadi negara yang menempati urutan ketiga sebagai negara fatherless (father hunger) terbanyak di dunia. Fenomena ini muncul akibat dari hilangnya peran ayah dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak.

Fatherless bukan hanya kehadiran dan keterlibatan secara fisik saja tapi juga secara psikologis di mana peran ayah bukan hanya sebagai pencari nafkah dan ibu sebagai bertugas mengurus urusan keluarga, tetapi keduanya punya peran dan tanggung jawab yang sama besar yakni membesarkan dan mendidik anak.

Menjadi anak broken home, bukanlah hal diinginkan setiap anak di dalam suatu keluarga.

Tag
Share