Etika Berbicara

Ilustrasi etika berbicara-istimewa-

BACA JUGA:Pelindo Fasilitasi Mediasi dengan Warga Pesisir

Pertama, seorang muslim hendaknya berusaha untuk membicarakan hal yang mendatangkan manfaat, tidak mengucapkan ucapan yang dilarang. Perkataan yang tidak berguna itu di antaranya ghibah, namimah, dan mencela orang lain.

Kedua, tidak banyak bicara. Dengan banyak bicara, meskipun dalam hal yang diperbolehkan, bisa menjerumuskan kepada hal yang dilarang. Nabi SAW bersabda, ”Janganlah kalian banyak bicara yang bukan dzikir kepada Allah. Banyak bicara yang bukan dzikir kepada Allah akan membuat hati keras. Dan manusia yang paling jauh dari Tuhannya adalah yang hatinya keras.” (HR Tirmidzi).

Ketiga, wajib bicara ketika diperlukan, terutama untuk menjelaskan kebenaran dan amar makruf nahi munkar. Ini adalah sikap mulia yang jika ditinggalkan termasuk berdosa, karena orang yang mendiamkan kebenaran pada dasarnya adalah setan bisu.

Jika setiap kita, para pemimpin dan politisi mampu menjaga etika berbicara maupun menulis apalagi di ruang publik maka tidak akan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Semoga. (*)

*Penulis adalah Pendidik di Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

Tag
Share